The Power of Data

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Pelantikan presiden terpilih tinggal menunggu waktu, meski masih ada beberapa perdebatan di kalangan tertentu.  Fakta yang menarik menunjukkan bahwa hasil pilpres tidak berbeda jauh dengan  data hasil quick count yang dilakukan oleh beberapa lembaga survey. Kalau mau dirunut lagi ke belakang, hasil quick count pun tidak lari jauh dari hasil survey awal yang dilakukan jauh hari sebelum pilpres dilakukan.

Data pooling survey untuk pemilu dan pilkada sudah sering dilakukan sejak era reformasi bergulir. Saya teringat waktu pooling survey mulai marak, ada beberapa petinggi partai yang cuek dan menentang alias tidak percaya dengan data survey. 

Memang tidak bisa dipungkiri ada saja lembaga yang hasil surveynya menyimpang jauh dari kenyataan. Tapi sebenarnya, bagi yang pernah belajar ilmu statistika, jika sampling data yang diambil secara independent dan acak, harusnya hasil survey sangat bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesimpulan yang diambil harusnya mendekati kondisi sebenarnya. Jadi, integritas dari data survey pun sangat menentukan hasil.

Suka atau tidak, data sudah selayaknya menjadi kekuatan yang sangat mendasar.  Dalam sebuah wawancara di media sosial, seorang Dirut BUMN yang baru menjabat menyatakan sempat bingung mau bekerja mulai dari mana.  Penyebabnya adalah ketidakcukupan  database Perusahaan yang bisa dipakai untuk menentukan strategi.  Artinya, beliau sudah melek dan mengandalkan data untuk mengambil keputusan.

Data telah menjadi fondasi utama dalam pengambilan keputusan di semua bidang.  Tentu saja, semakin baik pengolahan data yang ada, maka semakin mudah bagi kita untuk menganalisa dan menggunakannya dalam membuat perencanaan. 

Apapun posisi dan pekerjaan Anda sekarang, mari mulai bersahabat dengan data. Ungkapan who has the data, has the power sangat relevan dalam kehidupan kita.

Editor : Sabar Subekti