Tiap Tahun Indonesia Kekurangan 2,3 Juta Kantong Darah

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, mengatakan Indonesia masih kekurangan hingga 2,3 juta kantong darah pertahunnya dari kebutuhan sebanyak 4,8 juta kantong.

"Jumlah donasi kita masih sekitar 2,5 juta kantong dan baru 83,59 persen diantaranya berasal dari donor darah sukarela," kata Menkes dalam kegiatan donor darah dalam rangka Peringatan Hari Ibu 2013 di gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (9/12).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan kebutuhan darah secara global meningkat sebesar satu persen tiap tahunnya namun jumlah darah yang didonasikan malah cenderung menurun tiap tahunnya.

Di Indonesia, sekitar 4,8 juta kantong darah dibutuhkan tiap tahunnya dan diperkirakan dapat diperoleh dari dua persen penduduk Indonesia namun jumlah donasi baru sekitar 2,5 juta kantong atau mengalami kekurangan sebanyak 2,3 juta kantong.

Selain itu, baru sebesar 83,59 persen yang didapat dari donor darah sukarela dan sisanya harus menggunakan donor pengganti yang berasal dari anggota keluarga pasien dan masih banyak pula yang berasal dari donor bayaran.

"Tantangan ini harus kita sikapi bersama dengan sungguh-sungguh karena pengambilan darah seharusnya dilakukan hanya untuk kepentingan kemanusiaan dan dilarang untuk diperjualbelikan," kata Menkes.

Menkes berharap agar masyarakat dapat lebih aktif dalam melakukan donor darah karena fungsinya yang sangat penting dalam upaya kesehatan misalnya dalam menurunkan angka kematian ibu melahirkan akibat perdarahan dan bagian penting dalam upaya penyembuhan dan pemulihan penyakit.

Pelayanan darah merupakan tanggung jawab bersama Pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Unit Transfusi Darah (UTD) dan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) yang dikelola oleh pemerintah, pemda maupun organisasi sosial yaitu Palang Merah Indonesia (PMI). (Ant)