Tidak Kristiani, Obama Dilarang Bicara Homoseksualitas di Kenya
JOHANNESBURG, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mendapat peringatan keras dari para politisi senior Kenya agar dalam kunjungannya ke kampung halaman ayahnya itu 23 Juli nanti, sama sekali tidak membicarakan homoseksualitas.
Dua wakil presiden negara itu dan politisi lainnya, sama-sama memperingatkan hal yang sama, karena homoseksualitas bagi Kenya, menurut mereka, adalah subjek kontroversial, tidak Kristiani dan kotor.
Kendati demikian, Aislin Laing dari The Telegraph yang menuliskan laporannya tentang hal ini, dari Johannesburg, menduga Obama belum tentu menuruti peringatan itu bahkan mungkin mengabaikannya. Pekan lalu Mahkamah Agung negara adidaya itu membuat keputusan yang mendapat dukungan luas di dalam negerinya, yang memungkinkan pernikahan sesama jenis di seluruh negeri itu. Obama sendiri menyambut dengan antusias keputusan tersebut, dan menulis di twitternya, "Love win" menyambut kemenangan hak-hak LGBT.
Dugaan The Telegraph tersebut bukan tanpa preseden. Selama kunjungannya beberapa waktu lalu ke Afrika Selatan, Tanzania dan Senegal, Obama juga menolak menghindar dari membicarakan topik itu, meskipun banyak negara Afrika yang sangat konservatif dan menentang hak-hak gay.
Kunjungan ke Kenya, tempat lahir ayahnya yang meninggal dalam kecelakaan mobil pada tahun 1982, adalah yang pertama sebagai presiden. Dia diperkirakan akan tiba pada 23 Juli untuk menghadiri KTT kewirausahaan global, sebelum terbang ke Ethiopia di mana ia akan berpidato di hadapan para pemimpin Afrika di Addis Ababa.
Pekan ini, seiring dengan semakin dekatnya kedatangan Obama ke Kenya, media twitter ramai memperbincangkan apa yang akan disampaikan rakyat Kenya kepada Obama. Perbincangan tentang hal ini menggunakan hastag #KenyansMessageToObama.Dalam perbincangan di medsos itu, hak-hak gay ternyata mengambil fitur yang cukup banyak.
Pada saat yang sama, sekitar 100 orang berbaris di pusat kota Nairobi di bawah spanduk bertuliskan: "Lindungi Keluarga". "Kami tidak ingin Obama (menikah) dengan Obama, kami tidak ingin Michelle dan Michelle," teriak pengunjuk rasa. "Kami ingin Obama dan Michelle!"
Berbicara dalam sebuah ibadah di gereja pada hari Minggu, William Ruto, wakil presiden Kenya, bersumpah untuk melindungi negaranya dari ide-ide yang ia nilai "kotor."
"Homoseksualitas melawan rencana Allah, Allah tidak menciptakan pria dan wanita sehingga pria akan menikahi laki-laki dan perempuan menikahi perempuan," katanya kepada jemaat.
"Kami telah mendengar bahwa di AS mengizinkan hubungan gay dan hal kotor lainnya. Saya ingin mengatakan sebagai pemimpin Kristen bahwa kita akan membela negara kita Kenya, kita akan berdiri untuk iman kita dan negara kita. "
Ruto, yang saat ini sedang menghadapi dakwaan yang panjang di Pengadilan Pidana Internasional di Den Haag atas tuduhan merancang kekerasan suku pada pemilu 2007, mengimbau umat Kristen dan Muslim untuk menolak setiap upaya untuk melegalkan pernikahan gay.
"Tidak ada bujukan, teori atau filsafat yang akan membuat kita mengubah posisi kita. Kita percaya pada Tuhan, ini adalah bangsa yang takut akan Allah dan akan terus begitu, " kata dia seperti dikutip oleh surat kabar Nation Kenya.
Justin Muturi, juru bicara Majelis Nasional Kenya, bahkan lebih keras lagi. Ia mengatakan akan meminta Obama berhenti berbicara tentang homoseksualitas di Kenya dan apabila dia tidak mau, akan dikenai sanksi.
"Kami akan menunjukkan ketegasan terhadap obtrusi semacam itu," katanya. "Sebagai individu dan Kristen, saya menentang homoseksualitas dan tidak dapat membenarkan praktik gay."
Seorang juru bicara untuk parlemen Kenya, mengecilkan masalah ini, dan mengatakan Kenya "tidak bisa mendikte Presiden Barack Obama tentang apa yang boleh dan tidak untuk dikatakannya.".
Editor : Eben Ezer Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...