Tidak Nyaman, Namun Aman
SATUHARAPAN.COM Dalam sebuah sesi diskusi, saya memberikan masukan kepada sebuah tim mengenai lingkungan kerjanya. Masukan saya cukup sederhana. Agar anggota tim tersebut efektif berdiskusi, saya sarankan agar pertemuan dilakukan di tempat yang lebih teduh. Pasalnya saat saya ikut diskusi dengan mereka, kebisingan suara mesin dan udara panas sempat mengganggu konsentrasi saya.
Masukan saya serta merta direspons oleh pemimpin tim. Ternyata sebelumnya tim tersebut melakukan aktivitas diskusi di tempat yang sejuk, di ruangan ber-AC. Pindah ke area yang lebih panas dan agak bising adalah keputusan yang diambil dengan alasan sederhana pula: agar diskusi lebih efektif. Situasi nyaman sebelumnya justru tidak efektif karena anggota tim menjadi tidak fokus dan taktis dalam mengambil keputusan. Situasi nyaman sebelumnya cenderung membuat anggota tim lebih suka lama dalam berdiskusi, bahkan untuk hal-hal yang kurang penting. Dengan pindah ke area yang tidak nyaman, anggota tim dipaksa berdiskusi lebih singkat dan lebih cepat dalam mengambil keputusan.
Saya pun akhirnya sependapat dengan mereka. Situasi nyaman kadang kala meninabobokkan kita. Kelihatannya kita semakin serius beraktifitas, tetapi nilai tambahnya tidak ada. Situasi seperti ini pun bisa terjadi pada kita di tempat kerja maupun pada anggota tim kita. Kita perlu tegas memutuskan untuk keluar dari situasi nyaman (comfort zone) demi sebuah tujuan yang lebih baik.
Menjadi tidak nyaman bisa jadi lebih aman untuk mencapai tujuan. Anda sepakat?
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Hamas Bersiap Bebaskan Sandera Pertama Berdasarkan Kesepakat...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Hamas diperkirakan akan membebaskan sandera pertama berdasarkan kesepakat...