Tiga Genre Tari Bali Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sidang ke-10 Komite Warisan Budaya Takbenda Organisasi PBB yang membidangi pendidikan, ilmu dan kebudayaan (UNESCO), di Windhoek, Namibia, menetapkan tiga genre tari tradisi di Bali sebagai warisan budaya takbenda dunia. Sidang berlangsung pada Rabu siang (2/12) waktu setempat.
Tiga genre tari tradisi di Bali (Three Genre of Traditional Dance in Bali), yang terdiri atas sembilan tari tradisional Bali, resmi dimasukkan ke dalam (UNESCO) Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan.
Kesembilan tarian tradisional tersebut adalah Rejang, Sanghyang Dadari, dan Baris Upacara, yang digolongkan sebagai tarian sakral; Topeng Sidhakarya, Sendratari Gambuh, dan Sendratari Wayang Wong yang digolongkan sebagai tarian semisakral; serta tari Legong Kraton, Joged Bumbung, dan Barong Ket “Kuntisraya”, yang digolongkan sebagai tarian hiburan (entertainment).
Inskripsi tiga genre tari tradisi di Bali, yang terdiri atas sembilan tarian Bali ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO itu merupakan bentuk pengakuan dunia internasional terhadap arti penting tarian tersebut. Diharapkan inskipsi tersebut juga meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan nilai-nilai luhur tarian Bali, serta semangat untuk melestarikannya di masa mendatang.
Dengan inskripsi tari tradisi Bali tersebut, Indonesia telah memiliki tujuh elemen budaya dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO.
Enam elemen yang telah terdaftar sebelumnya adalah, Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), dan Noken Papua (2012), serta satu program Pendidikan dan Pelatihan tentang Batik (2009).
Mendikbud Anies Baswedan menyampaikan apresiasi terhadap semua pihak yang terlibat dalam proses pengusulan Tari Bali sebagai warisan budaya dunia ke UNESCO.
"Saya sampaikan apresiasi kepada siapa saja yang telah turut berupaya memperjuangkan usulan tari Bali kepada UNESCO,” kata Mendikbud, yang juga Ketua Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO, saat membuka Kongres Kesenian Indonesia III di Bandung, Rabu (2/12).
Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO mengadakan sidang pada tanggal 30 November – 4 Desember 2015 di Windhoek, Namibia.
Delegasi Indonesia, yang mempresentasikan tiga genre tari tradisi di Bali dalam sidang tersebut adalah Duta Besar Indonesia untuk UNESCO atau Wakil Permanen Delegasi RI untuk UNESCO, Tubagus Fauzi Sulaiman. Ia memberikan penjelasan tentang tiga genre tari tradisi di Bali, didukung dengan slide show beberapa foto tarian dari Bali, serta penampilan video singkat tentang tarian-tarian tersebut.
Ia mengatakan, sebenarnya Indonesia telah menyiapkan penampilan tari Bali secara langsung untuk ditampilkan di sidang, namun karena kondisi tidak memungkinkan, maka bentuk presentasi diganti dengan menampilkan video singkat.
"Untuk menikmati tarian Bali sepenuhnya secara langsung, silakan mengunjungi Bali, Indonesia," katanya dalam sidang.
Dalam sidang tersebut, 24 negara anggota komite membahas enam nominasi untuk kategori List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding, serta 34 nominasi untuk kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.
Bersama dengan tari tradisi Bali yang masuk dalam kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, diinskripsi juga antara lain festival api musim panas dari Andorra, Spanyol, dan Prancis; seni menunggang kuda tradisional dari Austria; seni kerajinan tembaga dari Azerbaijan; musik tradisional Marimba dari Kolombia dan Ekuador; serta seni pembuatan kimchi dari Korea Utara. (kemdikbud.go.id)
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...