Tiga Menit Sekali, Balita Indonesia Kehilangan Nyawa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Setiap tiga menit, satu balita di Indonesia meninggal. Data ini disampaikan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa UNICEF. Jika dijumlahkan, angka balita meninggal ini mencapai sekitar 150.000 anak setiap tahun.
Sebenarnya, menurut UNICEF angka kematian anak di bawah lima tahun ini telah berkurang setengahnya dalam periode 1990 - 2013.
Menurut Kepala Perwakilan UNICEF di Indonesia Gunilla Olsson, penurunan angka kematian terjadi dari 84 kematian per 1.000 kelahiran hidup menjadi 29 per 1.000 kelahiran hidup. Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan, apalagi secara keseluruhan upaya pengurangan angka kematian ibu dan anak telah melambat, bahkan mencapai titik stagnasi selama kurun waktu 5 - 10 tahun terakhir.
"Kita perlu mencari cara yang inovatif untuk menangani tantangan-tantangan yang mendasar ini," ujar Olsson pada Kamis (20/11).
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise mengungkapkan masih banyak lingkungan keluarga yang belum aman dan nyaman bagi anak.
"Semoga Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Keluarga Sejahtera bisa memenuhi kebutuhan anak," ujarnya.
Angka kematian anak cukup tinggi di Indonesia disebabkan karena beberapa hal, antara lain jumlah orang yang buang air besar (BAB) sembarangan di Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di dunia (63 juta orang) dan sepertiga anak Indonesia tidak punya akses kepada air bersih.
Tidak adanya sanitasi dan kebesihan, serta air yang tercemar menyebabkan diare dan penyakit mematikan lainnya. Sementara itu, sepertiga dari jumlah kematian anak di bawah satu tahun disebabkan oleh diare. Diare yang berulang juga dapat menyebabkan gizi buruk.
Faktor lain, jumlah anak yang tidak diimunisasi lengkap di Indonesia menempati peringkat ketiga terbesar di dunia. Indonesia masih mengalami wabah penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin, seperti campak dan diphtheria yang berisiko terhadap kelangsungan hidup dan kesehatan anak. Wabah ini dapat dicegah dengan mudah jika anak-anak divaksinasi pada usia yang tepat.
Indonesia menempati peringkat kelima tertinggi dalam hal jumlah anak yang menderita gizi buruk yang dialami oleh sekitar 36 persen anak balita.
Gizi buruk masih menjadi penyebab utama kematian anak. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan melanjutkan ASI hingga usia dua tahun sangat penting. Anak yang pendek menurut usia (stunting) tumbuh dan belajar lebih lambat dari anak yang mendapatkan gizi baik. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...