Tiga Pemimpin Kelompok Terkait Al Qaeda di Tunisia Tewas
TUNIS, SATUHARAPAN.COM - Tiga pemimpin kelompok yang terkait dengan Al Qaeda yang dipersalahkan karena serangkaian kekerasan di Tunisia termasuk di antara lima "teroris" yang dibunuh pekan lalu dalam penyerbuan oleh pihak keamanan, kata Menteri Dalam Negeri Najem Gharsalli.
Gharsalli mengatakan tiga orang tersebut merupakan tokoh Brigade Okba Ibn Nafaa, kelompok ektrimis utama di Tunisia yang dipersalahkan atas serangan Maret di Musium Nasional Bardo.
Namun serangan itu yang diklaim oleh kelompok Negara Islam (ISIS) membunuh 21 turis dan seorang personel polisi.
"Operasi itu dilakukan pada Jumat oleh pasukan keamanan bekerja sama dengan tentara di kawasan Gafsa dan lima orang teroris yang berbahaya dilumpuhkan, termasuk tiga pemimpin senior mereka" dari Brigade Okba Ibn Nafaa, kata Gharsalli Ahad malam.
"Mereka orang-orang penting, bukan anggota biasa," kata dia dalam jumpa pers.
Mereka ialah dua orang Tunisia bernama Mourad Gharsalli dan Hakim Hazi, serta Lounis Abou Fath dari Aljazair. Dua orang lainnya masih dalam proses identifikasi.
Gharsalli adalah orang paling dicari di Tunisia.
Kelompok itu bersekongkol melakukan "gelombang operasi" dan berencana mendirikan sebuah kamp di kawasan tengah Gafsa seperti kamp di Chaambi, kata menteri itu.
Dalam empat tahun terakhir, puluhan personel pasukan keamanan di Tunisia gugur dalam bentrokan-bentrokan dan penyergapan yang diduga dilakukan kelompok ekstrim -- terutama di Pegunungan Chaambi di bagian barat Tunisia yang berbatasan dengan Aljazair.
Penguasa Tunisia telah menyatakan bahwa pemimpin Brigade Okba Lokmane Abou Sakr, yang terbunuh dalam suatu operasi pasukan khusus di Gafsa pada Maret, berada di belakang serangan di Bardo itu.
Namun, kelompok Negara Islam mengklaim bertanggung jawab atas serangan musium serta pembunuhan massal di pantai bulan lalu yang merenggut jiwa 38 wisatawan.
"Sejauh ini belum ada organisasi terstruktur di TunisIa seperti Daesh," kata menteri itu, merujuk kepada nama lain IS.
"Tetapi ini tidak menutup kemungkinan ada beberApa unsur yang berjanji tunduk kepada Daesh" di Tunisia, tambahnya.
Tunisia telah dilanda kekerasan sejak Presiden Zine El Abidine Ben Ali digulingkan pada revolusi 2011. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...