Berbagai Tanggapan Atas Kesepakatan Utang Yunani
BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Athena dan kreditor telah mencapai kesepakatan yang akan menopang Yunani tetap di zona euro, seusai maraton pembicaraan bailout. Donald Tusk, Presiden Dewan Eropa, Senin (13/7), mengumumkan 19 pemimpin zona euro sepakat dengan suara bulat.
Ia mengatakan para pemimpin siap menerapkan program baru, Mekanisme Stabilitas Eropa, di bawah dana talangan Eropa, dan menambahkan, Yunani telah mengajukan reformasi serius untuk ekonominya yang kini memburuk.
Kesepakatan ini baru pembicaran awal untuk menuntaskan rincian teknis dari rencana bailout bagi Yunani yang nilainya bisa mencapai 86 juta euro.
Untuk mendapatkan dana tersebut, pemerintah kiri radikal Alexis Tsipras harus tunduk kepada reformasi ekonomi. Padahal sebelumnya rakyat Yunani sudah menolak reformasi seminggu sebelumnya.
Yunani berjanji akan memperkenalkan reformasi ekonomi kontroversial pada Rabu (15/7), termasuk mengenai peraturan PPN, merombak dana pensiun, dan rencana pemotongan anggaran belanja.
Athena juga setuju menjual aset negara senilai 50 miliar euro. Setengah dana tersebut akan digunakan untuk rekapitalisasi bank-bank Yunani, sedangkan sisanya 25 miliar euro akan dipakai untuk membayar utang.
Lembaga-lembaga kreditor juga telah meminta Athena datang dengan rencana “de-politisasi” para pegawai negeri sipil Senin depan.
Berbagai Tanggapan
Kesepakatan dana talangan itu memunculkan reaksi dari berbagai kalangan. Tercermin pula dari sejumlah pengguna Twitter yang memakai #ThisIsaCoup. Tanda itu dinobatkan sebagai pembicaraan terpopuler di sejumlah negara Eropa, seperti Yunani, Jerman, Inggris, dan Irlandia.
Salah satu kicauan keras datang dari Paul Krugman, ekonom sekaligus kritikus terkemuka penghematan Yunani. Ia mengatakan, tuntutan kreditor itu seperti balas dendam yang mengarah pada kehancuran.
Bergema pandangan luas di media sosial, yang menyatakan bahwa kesepakatan itu lebih buruk dari Perjanjian Versailles pada 1919 yang menghancurkan Jerman dengan utang dan membuka jalan bagi perang dunia kedua.
Marc Ostwald, Pengelola Investor Services, berpendapat bahwa negara-negara kreditor zona euro ingin menghancurkan Yunani.
Ditanya tentang analogi Versailles, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, "Saya tidak pernah membuat perbandingan sejarah." Dia menambahkan, program Yunani tidak ada yang istimewa, terlepas dari jumlah uang dan sejalan dengan skema bailout lainnya yang pernah dirancang untuk Spanyol dan Portugal.
Jean-Claude Juncker, Perdana Menteri Luksemburg, menoalk kritik yang diarahkan kepada kreditur dan membantah bahwa keputusan yang diambil terlalu keras. "Saya tidak merasa orang Yunani telah dipermalukan dan saya tidak menganggap orang Eropa kehilangan muka. Kesepakatan ini khas Eropa." (theguardian.com)
Editor : Eben E. Siadari
Azerbaijan Yakin Rudal Rusia Yang Jatuhkan Pesawatnya di Kaz...
BAKU, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang Azerbaijan yakin jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines di Kazak...