Sekolah di Singapura Dilarang Mendaki Kinabalu
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pendidikan Singapura Heng Swee Keat mengatakan tidak ada sekolah di Singapura yang diizinkan untuk berdarma wisata ke Gunung Kinabalu, Malaysia, sampai keamanan wilayah tersebut dinilai normal oleh pemerintah Malaysia. Oleh karena itu, untuk sementara, tidak akan ada sekolah yang memulai ekspedisi ke luar negeri.
“Kita semua sangat sedih oleh gempa tiba-tiba dan tak terduga yang merenggut nyawa siswa kami dan beberapa orang dewasa yang mendampingi mereka,” kata Heng, di Parlemen Singapura, Senin (13/7).
Di Parlemen, Heng menggambarkan peristiwa tragis 5 Juni 2015 di Gunung Kinabalu, Malaysia tersebut. Sebanyak 23 siswa Sekolah Dasar Tanjong Katong, Singapura dan delapan staf turut serta dalam pendakian tersebut. Total sebanyak sepuluh warga Singapura tewas dalam tragedi itu.
“Dalam review kami atas insiden ini, jelas bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan setiap perjalanan belajar di luar negeri, sekolah kami harus terus melakukan penilaian risiko dan mengambil semua langkah-langkah keamanan yang diperlukan dan tindakan pencegahan. Namun demikian, bencana alam tidak mungkin diprediksi sepenuhnya,” kata dia.
“Kami mencatat bahwa pemerintah Malaysia telah menunjukkan penilaian atas gempa tak terduga baru-baru ini. Mereka akan menilai dan memantau pergerakan seismik di Sabah dan meninjau langkah-langkah keamanan untuk semua pendaki. Kami mengimbau sampai Gunung Kinabalu dipastikan aman oleh pihak berwenang Malaysia,” dia menambahkan.
Menanggapi pertanyaan dari anggota parlemen Lim Wee Kiak, Lim Chuan Biow dan Irene Ng, Heng mengatakan bahwa pihaknya akan membentuk panel untuk memberikan saran tentang keselamatan ekspedisi luar ruangan.
“Kementerian Pendidikan akan membentuk tim penasihat yang terdiri dari para ahli lokal dan internasional. Panel ini akan memberikan input tambahan kepada kementerian tentang peningkatan kualitas dan keamanan program pembelajaran petualangan yang dilakukan secara lokal dan luar negeri,” kata Heng.
Dia mengatakan tahun ini, sebagai bagian dari audit tahunan perjalanan belajar ke luar negeri oleh sekolah ', Kementerian akan melihat peningkatan hal tanggap darurat apabila terjadi bencana alam saat di luar ruangan.
Heng menyebut staf dan instruktur yang menemani siswa ke Gunung Kinabalu dan meninggal dunia akan dihormati dengan cara terhormat karena mereka memiliki keberanian dan pengorbanan.
“Apa yang mereka lakukan di Gunung Kinabalu merupakan kelanjutan dari perawatan dan pengabdian mereka kepada siswa kami. Tindakan tanpa pamrih mereka dan pengabdian kepada tugas telah mendapat dukungan dari banyak orang Singapura,” kata Heng.
Gempa berkekuatan 6.0 skala richter yang diakibatkan letupan Gunung Kinabalu terjadi pada hari Jumat (5/6) pagi. Gempa mengakibatkan kerusakan ringan di beberapa bangunan negara bagian Sabah, Malaysia.
Negara bagian Sabah terletak di Pulau Kalimantan (Borneo). Menurut US Geological Survey, gempa bumi terjadi pada kedalaman 10 kilometer, dengan pusat gempa terletak pada 19 kilometer (12 mil) dari kota Ranau, dan sekitar 54 kilometer dari ibu kota negara bagian Sabah, Kota Kinabalu.
Gempa bumi besar jarang terjadi di Malaysia, karena wilayah itu terletak di luar Ring of Fire, yang dikenal sebagai sabuk aktivitas seismik yang membentang sekitar cekungan Pasifik. (channelnewsasia.com).
Baca Juga
- Gempa 6 SR Guncang Sabah, Malaysia
- Singapura Naikkan Bendera Setengah Tiang Bagi Korban Gempa
- Organisasi Buruh Malaysia Tetap Gelar May Day
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...