Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 16:14 WIB | Jumat, 24 Januari 2014

Tiga Pengungsi di GPIB Koinonia Melahirkan

Tiga Pengungsi di GPIB Koinonia Melahirkan
Seorang ibu, warga yang mengungsi di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Koinonia, Jakarta Timur, menimang bayinya pada Jumat (24/1). (Foto: Equivalent Pangasi)
Tiga Pengungsi di GPIB Koinonia Melahirkan
Seorang ibu sedang menikmati mie instan sambil menunggu bayinya terlelap di ruang khusus untuk bayi, balita, dan ibu menyusui. (Foto: Equivalent Pangasi)
Tiga Pengungsi di GPIB Koinonia Melahirkan
Seorang ibu tengah mengamati bayinya yang sedang terlelap. (Foto: Equivalent Pangasi)
Tiga Pengungsi di GPIB Koinonia Melahirkan
Ruang Duka yang disulap menjadi ruang khusus untuk bayi, balita, dan ibu menyusui di GPIB Koinonia, Jakarta Timur. (Foto: Equivalent Pangasi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sejak Senin (13/1) hingga Jumat (24/1), terdapat tiga orang pengungsi di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Koinonia, Jakarta Timur yang melahirkan.

Sekitar 1.200 orang yang berasal dari 315 Kepala Keluarga (KK) di wilayah Kampung Melayu dan sekitarnya  mengungsi ke Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Koinonia akibat banjir yang melanda sejak Senin (13/1).

Di antara warga yang mengungsi itu, terdapat beberapa warga yang tengah mengandung, dan tiga di antaranya melahirkan selama masa pengungsian. Pihak relawan yang mengalami keterbatasan tim medis membawa para ibu yang akan melahirkan tersebut ke Suku Dinas (Sudin) terdekat.

“Kami mengalami kekurangan tim medis di sini sehingga sejak awal kalau ada yang mau melahirkan, kami bawa ke Sudin,” kata Ianto Lily, koordinator relawan Komunitas Gumul Juang (KGJ) Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (STTJ) pada satuharapan.com dalam wawancara hari Jumat (24/1).

Ianto mengungkapkan bahwa  gereja dan relawan tidak memiliki pos kesehatan atau tim medis yang beroperasi selama 24 jam.

“Sebelumnya ada bantuan pengobatan gratis dari Gereja Kristus Yesus (GKY) sebanyak 3 kali, yaitu Rabu (15/1), Sabtu (18/1), dan Selasa (21/1). Sedangkan bantuan medis dari Kodim beroperasi dari jam 07.00 sampai jam 18.00 WIB, tapi tidak ada tim kesehatan yang stand by selama 24 jam,” kata Ianto.

Pengungsi di GPIB Koinonia juga mulai mengalami berbagai penyakit. Ianto menjelaskan, “Beberapa warga mulai sakit, ada yang demam, masuk angin, alergi dan gatal-gatal, diare, bahkan sampai demam berdarah.”

Ianto juga mengungkapkan bahwa keberadaan lima toilet di gereja tidak mampu memenuhi kebutuhan warga untuk keperluan MCK.

“Saat ini ada 1200 orang yang mengungsi, bagaimana toilet yang cuma segitu bisa menampung semuanya? Mesin pompa air saja sampai mati sendiri karena kepanasan gara-gara airnya ngucur terus,” kata Ianto.

Namun GPIB Koinonia bersama dengan relawan telah menyiapkan satu ruangan khusus untuk menampung bayi, balita, dan ibu menyusui.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home