Tiga Pertanyaan Kunci Menyaring Siaran TV yang Provokatif
"Kita harus tanyakan apakah informasi itu akurat ? Apakah informasi itu memang untuk publik? Dan apakah bermanfaat?”
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Generasi muda dalam memilih dan menonton berbagai tayangan media audio visual harus memiliki sifat gatekeeper (sifat menahan diri) terhadap tayangan yang tidak layak tonton. Ada tiga pertanyaan kunci yang dapat dilontarkan untuk mengetahui sebuah tayangan atau siaran media bersifat provokatif dan tidak bernilai.
“Saat ini generasi muda diharuskan menjadi gatekeeper, kalau bisa anda pilih-pilih tontonan dan bacaan dari media mana yang menarik dan penting, media cenderung hanya menampilkan apa yang menarik tetapi tidak penting,” kata Contina Siahaan, Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia di hadapan para peserta seminar Seminar dan Workshop bertajuk Innovative Through Media with Passion and Action, yang digelar di Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta Timur, Jumat (27/3).
Contina menambahkan saat menonton berita atau informasi di televisi penonton harus mempertanyakan setidaknya tiga pertanyaan kunci berikut. “Kita harus tanyakan apakah informasi itu akurat ? Apakah informasi itu memang untuk publik? Dan apakah bermanfaat ?” kata Contina. Ia mencontohkan, kalau pun sebuah tayangan informasi itu benar untuk publik, masih dapat dipertanyakan apakah pantas sebuah stasiun televisi menayangkan pernikahan selebriti tertentu tetapi tidak ada manfaatnya? "Stasiun televisi itu harus ingat dia menggunakan saluran publik,” kata dia.
Contina menjelaskan bahwa tayangan audio visual yang hadir di televisi cenderung menonjolkan aspek yang menarik bagi pemirsa, namun Contina memberi nasihat bahwa apa yang menarik belum tentu penting dan berguna pagi penonton televisi.
“Sekarang ini ada beberapa hal yang memicu media untuk melakukan provokasi di televisi antara lain bisnis, ekonomi, dan politik,” kata Contina.
“Nah kalau stasiun televisi itu mengejar rating, karena mereka tujuan utamanya adalah untuk meraih iklan,” Contina menambahkan.
Seminar Innovative Through Media with Passion and Action diselenggarakan Universitas Kristen Indonesia bekerja sama dengan sebuah kanal televisi berbayar, Life channel. Seminar diselenggarakan mulai dari Jumat (27/3) sampai dengan Sabtu (28/3) dengan menghadirkan beberapa pemateri yang berkompeten di bidang masing-masing.
Contina mengatakan bahwa stasiun televisi memiliki kelebihan melakukan provokasi para penonton. “Orang dengan mudah terprovokasi dan saat ini masyarakat menyikapi media dan memecah belah bangsa,” kata Contina.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...