Tiga TKI Korban Meninggal Dunia Tragedi Mina Terima Santunan

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid (tengah) saat berfoto bersama dengan tiga ahli waris keluarga korban meninggal dunia yang merupakan tenaga kerja Indonesia (TKI) saat melaksanakan haji dalam Tragedi Mina, Saudi Arabia. Masing-masing ahli waris mendapat santunan sebesar Rp 80 juta yang tercatat bekerja di perusahaan Bin Ladin dari jasa asuransi saat penyerahan yang dilakukan di kantor BNP2TKI Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, Selasa (6/10) (Foto-foto: Dedy Istanto).

Salah satu keluarga ahli waris TKI korban meninggal dunia dalam tragedi Mina saat menerima santunan dari jasa asuransi yang disaksikan oleh Kepala BNP2TKI Nusron Wahid di Jakarta.

Ketiga keluarga korban sebagai ahli waris saat hadir dalam penyerahan santunan korban meninggal dunia TKI yang bekerja di perusahaan Bin Ladin dalam tragedi Mina, Saudi Arabia yang terjadi pada tanggal 24 September 2015 lalu.

Salah satu ahli waris (tengah) mewakili korban saat menerima bantuan santunan sejumlah uang dari perusahaan jasa asuransi sebesar Rp 80 juta yang diserahkan di kantor BNP2TKI Jakarta.

Kepala BNP2TKI Nusron Wahid (kiri) saat memberikan keterangan terhadap tiga TKI korban meninggal dunia dalam tragedi Mina, Saudi Arabia yang telah mendapat santunan dari jasa asuransi sesuai dengan Permenakertrans No.01 Tahun 2012.

Kepala BNP2TKI Nusron Wahid (tengah) saat menjelaskan kepada awak media yang mengatakan sampai saat ini masih ada 5 WNI yang belum kembali ke tempat tinggal di Jeddah, Saudi Arabia dan masih terus diupayakan untuk ditelusuri.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Penyerahan santunan korban meninggal dunia Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dalam tragedi Mina, Saudi Arabia dilakukan di gedung Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, hari Selasa (6/10).

Klaim santunan tiga korban meninggal dunia bernama Akhmad Jamhuri bin Hisyam dan Asdinur Bin Sanurih Hamzah dan Wartoyo Usman Kalib tercatat bekerja di perusahaan Bin Ladin dan melaksanakan ibadah haji melalui jasa travel.

Masing-masing ahli waris menerima jaminan kematian dengan nilai pertanggungan Rp 75 juta dan biaya pemakaman sebesar Rp 5 juta dengan total Rp 80 juta, sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2012 yang diserahkan melalui jasa asuransi.

Kepala BNP2TKI mengatakan, ketiga korban meninggal dunia telah mendapat santunan sesuai dengan peraturan, artinya secara legal dan tercatat. Apabila ada korban meninggal lagi, dan diketahui tidak tercatat secara legal artinya tidak melalui jalur resmi pemberangkatan, maka santunan akan sulit dilakukan.

Tragedi Mina di Arab Saudi terjadi pada hari Kamis, tanggal 24 September 2015 waktu setempat. Kemudiansejak tanggal 26 September telah dilakukan penelusuran melalui tim dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah dengan tim haji Arab Saudi di Rumah Sakit Al Muaisin. Dari hasil tersebut terdapat tiga korban Warga Negara Indonesia (WNI) yang tercatat bekerja di salah satu perusahaan Bin Ladin yang telah melaksanakan ibadah haji.

Sementara ada satu korban luka bernama Asmat Busyro bin Karim asal Sumenep, Madura yang saat ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Militer Awaly Mekkah, Saudi Arabia. Kemudian buruh migran Indonesia (BMI) yang sampai saat ini belum kembali ke tempat tinggal di Jeddah terdapat lima nama diantaranya, Rochmat Khoiri bin Kadimin, Muhammad Suhud bin Kacung, Sukardi bin Mani Imam, Sudardi, dan Aceng Suryadani Rasyid.

Editor : Eben E. Siadari