Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 10:06 WIB | Sabtu, 29 Juli 2023

Tigray, Ethiopia Demobilisasi 50.000 Pejuang dalam Proses Perdamaian

Anggota Pasukan Pertahanan Nasional Ethiopia yang ditangkap oleh pasukan Tigray berkumpul di dalam penjara tempat mereka sekarang ditahan sebagai tawanan perang, di Mekele, di wilayah Tigray di Ethiopia utara, 6 Juli 2021. (Foto: dok. AP)

ADIS ABABA, SATUHARAPAN.COM- Wilayah Tigray di Ethiopia utara mengatakan bahwa lebih dari 50.000 pejuangnya telah didemobilisasi di bawah kesepakatan damai yang ditandatangani dengan pemerintah federal yang mengakhiri perang berdarah selama dua tahun.

Media yang dekat dengan kedua belah pihak telah mengumumkan pada 26 Mei bahwa demobilisasi telah dimulai di antara pasukan pemberontak. Jumlah kombatan Tigrayan tidak sepenuhnya diketahui.

"Lebih dari 50.000 mantan pejuang (telah) didemobilisasi sebagai bagian dari perjanjian perdamaian," kata stasiun televisi resmi kawasan itu, Tigray TV, pada Rabu (26/7) malam.

Itu mengutip wakil kepala pemerintahan sementara, Jenderal Tadesse Worede, yang merupakan panglima militer Tigrayan selama konflik.

Pada 19 Juli, kantor berita resmi Ethiopia ENA melaporkan bahwa sekitar 50.000 mantan pejuang pemberontak Tigrayan akan dimasukkan ke dalam tentara reguler tahun ini.

Perang di negara terpadat kedua di Afrika itu menewaskan warga sipil yang tak terhitung jumlahnya dan memaksa sekitar dua juta orang meninggalkan rumah mereka sebelum berakhir dengan gencatan senjata mendadak pada November tahun lalu.

Pertempuran telah berhenti dan pasukan dari Eritrea, yang memasuki Tigray untuk mendukung pemerintah federal, sebagian besar telah keluar dari wilayah tersebut.

Pasukan Tigrayan mulai menyerahkan senjata berat mereka pada bulan Januari, dan pelucutan senjata mereka terus berlanjut, meskipun pasukan dari wilayah tetangga Amhara, yang juga mendukung tentara federal, masih menguasai bagian barat Tigray.

Di bawah perjanjian damai, akan ada penarikan paralel pasukan Eritrea dan Amhara dari Tigray. Namun Ethiopia Utara masih sangat terluka oleh konflik tersebut.

Pada 4 Juli, badan kemanusiaan PBB OCHA mengatakan sekitar 8,8 juta orang membutuhkan bantuan makanan, selain jutaan lainnya di wilayah selatan dan tenggara Ethiopia yang dilanda kekeringan. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home