Tim Ahli WHO Kunjungi Pusat Pengendalian Penyakit Hewan di Wuhan
WUHAN, SATUHARAPAN.COM-Tim pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengunjungi pusat penyakit hewan di kota Wuhan, China pada hari Selasa (2/2) sebagai bagian dari penyelidikan mereka tentang asal-usul pandemi virus corona.
Anggota tim Peter Daszak mengatakan kepada wartawan kemudian mereka memiliki “fasilitas yang sangat baik, pertemuan yang sangat informatif,'' dan dia mentweet tim bertemu dengan staf yang bertanggung jawab atas kesehatan ternak di Provinsi Hubei, mengunjungi laboratorium dan melakukan diskusi mendalam bersama dengan tanya jawab.
Anggota tim mengenakan alat pelindung penuh selama kunjungan hari Selasa, indikasi lebih lanjut dari pekerjaan yang telah dilakukan China dalam persiapan untuk kunjungan WHO ke Wuhan, tempat penyakit COVID-19 pertama muncul pada akhir 2019.
Di luar hotel dan di ruang publik, para ahli secara konsisten mengenakan masker dan pakaian kasual profesional atau bisnis, tetapi tidak jelas apakah mereka telah mengenakan pakaian pelindung seluruh tubuh di lembaga penelitian, rumah sakit, dan pasar yang pernah mereka kunjungi sebelumnya.
Negosiasi yang intens mendahului kunjungan WHO ke Wuhan, karena China telah mempertahankan kontrol ketat atas akses ke informasi tentang virus, mungkin untuk menghindari kesalahan atas dugaan salah langkah dalam tanggapan awal terhadap wabah tersebut.
Tetapi pada hari Senin, pejabat WHO di Jenewa menolak saran bahwa tim ahli dari 10 negara itu tidak mendapatkan akses atau data yang cukup.
Pimpinan teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove, mengatakan tim tersebut berencana untuk mengunjungi Institut Virologi Wuhan, yang dianggap sebagai salah satu sumber informasi utama tentang asal-usul virus. Dr Michael Ryan, kepala darurat WHO, mengatakan badan tersebut terus meminta lebih banyak data dan mengatakan siapa pun yang memiliki informasi tentang bagaimana pandemi dimulai harus membagikannya dengan WHO.
Data yang dikumpulkan tim akan menambah apa yang diharapkan menjadi pencarian jawaban selama bertahun-tahun yang melibatkan pengambilan sampel hewan, analisis genetik, dan studi epidemiologi.
China, di sebagian besar wilayahnya, telah menghentikan penularan virus domestik melalui tindakan yang terkadang kejam, termasuk pengujian ketat dan pengawasan secara elektronik. Memakai masker di tempat umum adalah standar dan penguncian secara rutin diberlakukan pada komunitas dan bahkan seluruh kota tempat kasus terdeteksi.
Sekolah-sekolah melaksanakan belajar secara online dan perjalanan telah dipangkas secara drastis selama liburan Tahun Baru Imlek bulan ini, dengan pemerintah menawarkan insentif bagi orang-orang untuk tetap tinggal di kota, daripada kembali ke kota asal mereka untuk pertemuan keluarga. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...