Tim BPHI Periksa Suhu Jemaah Haji Sebelum Pulang
MADINAH, SATUHARAPAN.COM – Mengantisipasi penyakit serius yang dibawa jemaah haji dari Arab Saudi, Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daerah Kerja Madinah melakukan beberapa pencegahan yang salah satunya adalah memeriksa suhu tubuh jemaah haji yang akan kembali ke tanah air.
Kasi Kesehatan BPHI Madinah dokter Darmawali Handoko mengatakan pendeteksian suhu tubuh Jemaah ini meggunakan termometer laser (infra merah) yang langsung "ditembakkan" ke tubuh tanpa menyentuh objek. penggunaan alat ini adalah untuk mewaspadai adanya penyakit dari Arab Saudi dan kewaspadaan adanya dehidrasi jemaah haji, maka kepada setiap jemaah yang akan kembali ke tanah air pada waktu mereka akan naik bus, tim dari BPHI akan turun ke sana dan akan memeriksa suhu dari jemaah yang akan berangkat ke bandara madinah.
“Jika ada jemaah yang mempunyai suhu 38 derajat celcius atau lebih maka dia akan diterapi bisa dengan terapi menggunakan obat turun panas atau dengan cairan” kata Darmawali Handoko di Madinah ,hari Selasa (13/10).
Dokter yang akrab disapa Koko ini mengatakan ada tiga tahapan yang akan dilakukan pendeteksian suhu tubuh oleh Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). yang pertama dilakukan TKHI adalah menscreening atau mendeteksi lebih awal jika ada kelainan-kelainan pada jemaah haji pada waktu jemaah akan berangkat ke bandara, yang kedua pendeteksian juga dilakukan pada waktu di dalam pesawat.
“Tiga jam sebelum turun diharapkan para TKHI untuk memeriksa kembali suhu daripada jemaahnya, kemudian yang ketiga adalah pada saat didebarkasi juga akan diadakan pemeriksaan suhu kembali jadi ada tiga tahapan yang dilakukan untuk jemaah haji agar tidak tertular penyakit dari Arab Saudi," kata dia.
Disinggung penyakit yang akan dibawa jika jemaah terindikasi penyakit dari Arab Saudi, dia menjelaskan bahwa penyakit ini adalah penyakit infeksi yang awalnya adalah panas bisa Mers CoV, Influenza, Corona Virus, Meningitis dan sebagainya. Masih menurutnya banyak jemaah haji Indonesia yang terinfeksi paru cuma belum ada laporan dari Arab Saudi bahwa ada yang terkena secara laboratorium menderita Mers CoV.
“Panas itu baru deteksi awal dan harus dilihat juga gejala-gejala lainnya yang menyertai kalau Mers CoV gejala lainnya dia akan sesak nafas, batuk tapi kalau hanya panas kemungkinan besar bisa hilang hanya diberikan obat penurun panas dan minum lebih banyak,” kata dia.
Untuk jemaah yang masih dirawat di BPHI atau RS di Arab Saudi sementara jemaah tersebut sudah masuk masa pemulangan, dokter Koko menjelaskan yang dilakukan adalah tanazul.
“Ada beberapa kasus jadi kloternya sudah harus berangkat tapi jemaahnya masih harus mendapatkan perawatan untuk itu dia akan dirawat disini di BPHI atau di RS Arab Saudi dan jika sudah mampu melalui penerbangan udara minimal 10 jam maka dia akan diberangkatkan dengan embarkasi yang sama. Dan kalau ternyata sampai semua kloter sudah berangkat nanti Kemenag yang akan mengurus itu semua jika sudah mampu naik pesawat dan pastinya akan diberangkatkan kembali ke Indonesia," kata dia.(kemenag.go.id)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...