Tim GKI Berbagi, Gelar Pengobatan Gratis di Kaliceret
SATUHARAPAN.COM – Suara tangis pecah dari salah satu sudut ruangan Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) Kaliceret, di Desa Mrisi, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu, 4 Juni pagi yang lalu. Makin lama makin keras.
Suara tangis itu menandakan kesibukan kegiatan pengobatan gratis yang dilakukan Tim Yayasan Griya Kesehatan Indonesia (GKI) dari Jakarta, yang digawangi Tim Klinik Pratama Cipinang Bali, Jakarta Timur, dimulai. Bocah laki-laki berusia lebih kurang tujuh tahun itu pasien pertama “Klinik Gigi” yang dipimpin dokter gigi Elisa Mavilinda.
Dokter gigi cantik bertubuh mungil yang berpenampilan ceria itu rupanya tidak berhasil menenangkan hati si pasien. Dia tetap menangis karena dokter gigi yang akrab dipanggil “dokter Chaca” itu, sambil berupaya menenangkannya dengan segala cara, terus melakukan tindakan perawatan gigi. Kata-kata dari kakak pasien yang mengingatkan janjinya untuk tidak menangis pun tidak dihiraukan si pasien.
Volume tangisnya tidak juga menyurut. Marthen D Telaumbanua, ketua panitia pelaksana kegiatan pengobatan gratis Tim GKI yang sedang berdiri tak jauh dari tempat itu, pun akhirnya ikut sibuk mencari cara menenangkan pasien cilik itu. “Bujukan” berwujud minuman kemasan sari kacang hijau dingin yang ia berikan, tetap tidak juga mampu membuat si pasien menghentikan tangisnya.
Selalu ada suka dan duka dalam kegiatan bakti sosial seperti itu. Di sudut lain, Andi Paulus Mandiara Amk, menemui kesulitannya sendiri. Sebagai petugas yang menyerahkan obat bagi peserta pengobatan gratis sesudah menjalani pemeriksaan dokter, ia harus menjelaskan cara meminum obat itu. Celakanya, tidak semua pasien paham berbahasa Indonesia. Ia harus mampu menjelaskannya dalam bahasa Jawa.
Namun, selalu ada jalan dalam keadaan darurat. Andi menggamit Suhardi Dwidjosewojo, senior di dalam tim, untuk membantu menerjemahkan penjelasannya ke dalam bahasa Jawa. Dalam tempo sesingkat-singkatnya ia harus belajar bahasa Jawa. “Berlepotan” atau tidak, yang penting pasien mengerti.
Di teras GKJTU Kaliceret, ada keramaian lain. Selain mendapatkan kesempatan memeriksakan kesehatan secara cuma-cuma, peserta pengobatan gratis mendapatkan pembagian baju layak pakai yang dapat mereka pilih sendiri. Selain itu, mereka mendapatkan paket biskuit.
Baju rumah yang nyaman dikenakan seperti daster, dan baju kerja seperti celana sepanjang lutut dan kaus lengan panjang yang dapat melindungi dari sengatan matahari, paling banyak dipilih dan ditanyakan. Bisa dipahami mengingat sebagian besar peserta pengobatan gratis bermatapencarian sebagai petani dan peladang.
Berbagi Kambing
Antusiasme warga sekitar GKJTU Kaliceret untuk mengikuti kegiatan pengobatan gratis sudah terlihat sejak pagi, bahkan bisa jadi sejak beberapa hari sebelum kegiatan itu berlangsung, jika melihat “lalu lintas” komunikasi Andi Roy Novelino dari Tim GKI dengan Pelayan GKJTU Kaliceret Pdt Agus Trisarjoko. Beberapa orang sudah menunggu dengan sabar di bawah tenda yang dipasang tepat di depan teras gereja, ketika bus yang membawa rombongan dari Jakarta baru memasuki halaman gereja yang berjarak lebih kurang 40 km dari Semarang itu, pada sekitar pukul 07.00.
Acara pengobatan gratis yang dimulai pukul 09.00 itu berakhir sekitar pukul 14.00, diikuti lebih kurang 330 orang, jauh melebihi dari target 150 peserta. Kegiatan pengobatan berlangsung seluruhnya di dalam ruangan gereja. Selain anggota jemaat GKJTU Kaliceret, kegiatan itu juga diikuti warga lain di sekitar gereja.
Dokter Hariani dari Klinik Pratama Cipinang Bali, mengatakan sebagian besar keluhan adalah “pegal-pegal”, “Yang artinya, asam urat tinggi.” Selain dokter Hariani dan drg Elisa Mavilinda, Tim GKI diperkuat dr J Imelda Astrud Amanupunjo. Dari puskesmas setempat, dr Kuryati dan teman-teman memperkuat Tim GKI.
Pada pukul 12.00, drg Elisa Mavilinda membuat kelas khusus di teras samping GKJTU Kaliceret, dengan menggiring lebih kurang 25 anak untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan mulut dan gigi. Dengan alat peraga sederhana, ia dan perawat gigi Martiana Lumalessil, menjelaskan cara menggosok gigi dengan benar dan perawatan gigi secara umum.
Seusai pengobatan gratis, Tim GKI sebagai rangkaian kegiatan itu, tak lupa berbagi dengan menyerahkan empat ekor kambing betina untuk gereja, yang diserahkan kepada Pelayan GKJTU Kaliceret Pdt Agus Trisarjoko SAg. Mewakili Tim GKI, Waoziduhu Lombu berharap kambing itu dapat berkembang biak untuk kesejahteraan jemaat GKJTU Kaliceret.
Editor : Sotyati
Cara Merawat Kulit Bayi Menurut Dokter
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis kulit dari Rumah Sakit Polri Said Soekanto Jakarta memba...