Tim Malaysia dan Singapura Mulai Tanggulangi Asap di Sumsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi mengatakan ada dua pesawat dari Malaysia dan Singapura yang telah berada di Sumatera Selatan untuk memadamkan api di wilayah Ogan Komering Ilir (OKI).
Tim dari Malaysia dan Singapura bersama tim Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel melakukan operasi pemadaman melalui darat dan udara di Kabupaten OKI dan Musi Banyuasin yang terdapat titik panas paling banyak.
Selain itu, kata Retno, Australia akan mengirimkan satu pesawat Hercules untuk membantu pemadaman api di Sumatera dan Kalimantan.
“Sampai saat ini sudah terdapat dua pesawat dari dua negara, yang sudah berada di lapangan. Pesawat dari Malaysia, satu pesawat dari Singapura. Sementara itu dari Australia kita terus melakukan kontak untuk kedatangan pesawat, Australia akan mengirimkan satu pesawat Hercules,” kata Menlu Retno dalam konferensi pers di Media Centre, Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, hari Senin (12/10).
Retno mengatakan, “pemerintah Jepang juga akan memberikan bantuan. Sementara dengan Rusia kita sedang melakukan persiapan terakhir, rencananya akan ada dua pesawat dari Rusia.”
“Sementara ini juga sedang dilakukan pembahasan dengan Thailand dan Tiongkok, kita sedang membahas mengenai jenis kerjasama yang diperlukan saat ini,” kata Menlu Retno menambahkan.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Alex Noerdin di Palembang mengatakan, "Hari ini tim dari Malaysia dan Singapura bersama tim Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel melakukan operasi pemadaman melalui darat dan udara di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin yang terdapat titik panas paling banyak."
Menurut Alex, pihaknya terus berupaya secara maksimal menghilangkan kabut asap yang sejak akhir Agustus 2015 hingga kini masih mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat.
Dengan memanfaatkan kekuatan personel dan peralatan yang dimiliki serta bantuan dari sejumlah negara sahabat, pihaknya optimistis kebakaran lahan dapat ditanggulangi dengan baik dan kabut asap dalam waktu dekat segara hilang, katanya.
Alex menjelaskan, untuk menanggulangi bencana kabut asap di provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota ini, sejak September 2015, sebanyak 4.997 personel dari unsur Badan Penaggulangan Bencana Daerah, Manggala Agni, TNI/Polri dan unsur terkait lainnya yang tergabung dalam Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel diturunkan ke sejumlah daerah yang terdapat banyak titik panas.
Personel gabungan dengan peralatan pemadaman api operasi darat dan perasi udara yang didukung enam helikoplter, dua air tracktor, satu pesawat Cassa untuk melakukan hujan buatan/teknologi modifikasi cuaca (TMC) berhasil memadamkan ribuan titik panas yang berpotensi mengakibatkan kebakaran lahan dan menimbulkan asap.
"Dalam dua bulan terakhir, Tim Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel telah memadamakan 1.259 titik api dan melakukan pemadaman melalui udara (water bombing) 6.825 kali," kata Alex sebagaimana dikutip Antara.
Melihat kondisi lahan yang terbakar sebagian besar lahan gambut dan sulit dijangkau melalui operasi pemadaman dari darat, pihaknya akan memaksimalkan operasi pemadaman melalui udara dan memanfaatkan bahan kimia untuk memblokir penyebaran api.
Selain itu, sebagai langkah antisipasi untuk menghadapi musim kemarau pada tahun-tahun mendatang agar masalah kabut asap dapat diminimalkan bahkan diupayakan tidak terjadi lagi, pihaknya akan menambah peralatan pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
"Langkah ke depan akan ditambah 40 unit pompa air, melakukan revitalisasi dan normalisasi saluran air (water blocking) di daerah yang terdapat lahan gambut dan rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan," kata Alex.
Dua Minggu
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tidak yakin bencana asap bisa dihilangkan dalam dua minggu karena menurut dia kabut asap masih tebal.
"Saya tidak yakin bisa selesai dua minggu untuk zero asap. Tapi berubah signifikan, iya," kata Luhut usai rapat koordinasi di Kantor Kemenkopolhukan, Jakarta Pusat, hari Senin (12/10).
Luhut mengungkapkan, jarak pandang masih sangat pendek, khususnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. "Di OKI tingkat visibility-nya masih 100 meter. Kami prediksi ini akan berlangsung 10 hari ke depan. OKI jadi medan operasi utama kita," ujar dia.
Sebelumnya, Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan melakukan pemantauan dari udara menggunakan helikopter dan peninjauan kebakaran lahan gambut di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, pada hari Jumat (9/10). Dia menyatakan Indonesia terbuka untuk keterlibatan negara asing dalam penanggulangan bencana kabut asap di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
"Kita terbuka keterlibatan asing, mulai hari ini hingga beberapa hari ke depan mulai ada tim dari sejumlah negara yang datang ke Palembang seperti dari Malaysia, Singapura, Australia, dan Tiongkok untuk membantu melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Sumatera Selatan," katanya.
Menurut dia, dengan dukungan dari sejumlah negara sahabat, diharapkan penanggulangan kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan pada kondisi cuaca ekstrem musim kemarau tahun ini dapat lebih cepat.
Tim negara asing yang membantu penanggulangan bencana kabut asap, dalam melakukan aktivitas pemadaman api berada di bawah pengendalian Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di masing-masing daerah, kata Menkopolhukam.
Editor : Eben E. Siadari
Prabowo Sempat Bertemu Larry the Cat di Inggris
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Selain menemui Raja Charles III, Perdana Menteri Keir Starmer, dan pejaba...