Tim Peneliti UGM Kembangkan Ring Jantung
“Pengembangan stent memerlukan waktu yang cukup lama. Pembuatan stent dimulai dari penelitian biomolekuler, namun kita memulainya dengan membuat prototipe stent.”
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Tim Peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan ring jantung atau lebih dikenal dengan nama stent untuk meningkatkan usia harapan hidup pasien stroke dan penyakit jantung koroner.
“Pengembangan stent memerlukan waktu yang cukup lama. Pembuatan stent dimulai dari penelitian biomolekuler, namun kita memulainya dengan membuat prototype stent,” kata dr Hariadi Hariawan, Sp.PD, SpJP(K) anggota tim peneliti pada Kamis (11/12).
Ring jantung menurut para peneliti berfungsi untuk memperlancar pembuluh darah, menghilangkan penyempitan, menghilangkan sumbatan, dan mengurangi kemungkinan nyeri serta serangan jantung.
Penelitian dilakukan sebagai respons mahalnya harga ring jantung yang sering kali tidak menjangkau masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.
Di pasaran ada beberapa jenis stent, di antaranya Bare Metal Stent (BMS), Drug Eluting Stent (DES), dan Bioabsorbable stent. Sampai saat ini, tim FK UGM baru mengembangkan jenis BMS, padahal perkembangannya sudah sampai pada tahap bioabsorbable stent. Bare Metal Stent (BMS) adalah stent yang terbuat dari metal dilapisi obat.
Dari berbagai ukuran stent yang ada di pasaran, stent paling panjang berukuran 36 mm, paling kecil 2,25 mm, paling besar 4 mm.
Sementara Gama stent, ring jantung buatan Hariadi ini berdiameter 2 mm dengan panjang 20 mm.
Harga prototyte stent buatan tim riset rekayasa biomedik UGM ini rencananya akan dijual dengan harga di bawah Rp 9 juta. Sementara untuk harga stent impor mencapai Rp 20 juta lebih.
Pemasangan stent menurut Hardi dilakukan melalui urat nadi tangan, dengan posisi pasien telentang. Stent kemudian dimasukkan melalui cateter menuju ke arah jantung.
Dari jantung, cateter akan masuk di pembuluh darah besar bagian bilik kiri. Setelah stent terpasang di dinding pembuluh darah, pembuluh darah akan mengembang.
“Stent nantinya menekan dinding pembuluh darah dan akhirnya melebar,” kata Hariadi.
Tindakan pemasangan stent merupakan tindakan non bedah dengan tindakan menusuk, bukan menyobek tubuh. Stent akan terpasang terus di tubuh manusia.
“Jika stent rusak maka pembuluh darah akan menyempit kembali yang nantinya akan menimbulkan rasa nyeri sehingga dibutuhkan pemasangan ulang,” tuturnya.
Hariadi optimistis produk ring jantung buatannya nantinya bisa diterima dan diproduksi massal. (ugm.ac.id)
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...