Tim SAR Terus Mencari 11 Korban Hilang KMP Munawar
LOMBOK TIMUR, SATUHARAPAN.COM - Tim SAR gabungan hingga Sabtu (4/1) belum menemukan lagi korban musibah KMP Munawar Ferry yang tenggelam di Selat Alas NTB ketika hendak bertolak dari Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur menuju Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa Barat, pada Jumat (3/1) dini hari.
"Tim SAR belum menemukan korban KMP Munawar Ferry lagi, padahal sejak pagi sampai sore ini sudah melakukan upaya pencarian hingga puluhan mil laut dari tempat kejadian," kata Manager Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Kayangan M Yasin di Pelabuhan Kayangan, Sabtu petang.
Berdasar laporan media setempat, menurut kapolres Lombok Timur (Lotim), Dede Alamsyah sedikitnya sebelas penumpang hilang. Tujuh orang merupakan hasil investigasi Polres Lotim dari keluarga korban, sementara empat orang lainnya merupakan laporan dari Pelabuhan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
"Sebelas penumpang yang dikabarkan hilang adalah, Nadia (10 tahun), Adnan (62), Usrin (35) warga Suradadi, Panji (20) warga Banyuwangi, Murni (35), Kalsum (50), Rizky (2 tahun), Febrian (5 tahun), Hj Roby (40) H Roby (40) dan Furqon (7 tahun) warga Taliwang Sumbawa," kata lombokita.com.
Menurut M Yasin, tim SAR gabungan yang terdiri atas unsur Basarnas, TNI dan Polri mengoperasikan dua buah kapal dan empat speed boat. Dari titik nol karamnya kapal di tengah perairan Selat Alas, keempat speed boat itu berpencar ke empat penjuru mata angin.
"Ada yang bergerak ke arah utara, timur, selatan dan barat. Beberapa kali tim mencoba memaksimalkan upaya pencarian dengan mengitari perairan, tapi tetap tidak ada korban lagi yang berhasil ditemukan," ujar Yasin.
Senada dengan itu, Kasi Operasi SAR Mataram Lalu Wahyu Effendi saat dihubungi, menyatakan, belum ada penambahan jumlah penumpang kapal KMP Munawar Ferry yang berhasil diketemukan, meski pencarian sudah hampir sepanjang siang dilakukan.
"Hasilnya masih nihil. Jadi sampai sekarang belum ada lagi penambahan. Untuk penumpang yang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat masih sebanyak 49 orang, terdiri atas 34 penumpang umum, 12 ABK dan tiga staf restorasi kapal," ujar Wahyu.
Dia meneruskan, selain penumpang yang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat, terdapat tiga orang penumpang yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, beberapa jam setelah kejadian.
"Tiga korban yang meninggal dunia itu adalah Muriansyah (41), Muksin (90) dan Rizka Febriani (11)," kata dia.
Dikatakan Wahyu, jenazah Rizka, Muksin dan Muriansyah yang berasal dari Taliwang sudah dibawa menyeberang dari Lombok Timur menuju Sumbawa Barat oleh pihak keluarga untuk dimakamkan di daerah mereka masing-masing.
"Besok tim SAR akan kembali melakukan upaya pencarian. Meski hari ini tidak menemukan korban, namun kami tidak akan surut langkah. Besok pagi upaya pencarian kembali kami teruskan," ujarnya, menegaskan.
KMP Munawar Ferry melayani penyeberangan dari Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur menuju Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa Barat, tenggelam di Selat Alas pada Jumat (3/1) dini hari sekitar pukul 04.00 WITA.
Beberapa penumpang yang selamat mengatakan melihat genangan air di bagian dek kapal sebelum oleng dan tenggelam.
Akibat tenggelamnya KMP Munawar Ferry, kendaraan bermotor yang diangkut kapal meliputi enam truk, empat mobil jenis pick-up, delapan minibus dan 15 sepeda motor, tidak dapat diselamatkan dan turut tenggelam bersama kapal ke dasar Selat Alas.
NTB Didominasi Kapal Bekas
Kepala unit penyelenggara Pelabuhan Kayangan Syah Bandar Madhi menyatakan bahwa kapal penyeberangan pelabuhan Kayangan-Pototano, Nusa Tenggara Barat (NTB) didominasi oleh kapal bekas.
"Rata-rata kapal di sini menggunakan kapal eks (bekas) semua," kata Mahdi di Lombok Timur, Sabtu (4/1).
Kapal bekas tersebut, lanjut dia, didatangkan dari beberapa negara seperti Korea, Jepang dan Taiwan.
Menurut Mahdi dari 19 kapal yang masih beroperasi hingga saat ini, sebagian besar usia kapal sudah mencapai lebih dari 20 tahun. Padahal usia laik sebuah kapal beroperasi hanya sampai 30 tahun.
Mahdi mengklaim pengecekan kelaikan kapal tersebut telah dilakukan setiap tahun. Hal ini berdasarkan surat doking yang ditunjukkan Syah Bandar dengan tanggal 6 Agustus 2013 dan 6 Februari 2014.
Pihaknya berharap seluruh kapal yang digunakan untuk penyeberangan Kayangan-Pototano menggunakan kapal baru. Hal ini mengingat intensitas penyeberangan yang cukup tinggi di kawasan ini.
"Kami maunya baru semua, tapikan pengusahaan kapal yang nggak bisa. Biar kita nggak lelah kalau ada masalah," kata Mahdi. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...