Timor Leste Pilot Projek Tantangan Bebas Kelaparan PBB
DILI, SATUHARAPAN.COM - Timor Leste, negara termuda di Asia - Pasifik, menjadi yang pertama meluncurkan kampanye nasional di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Tantangan Bebas Kelaparan (Zero Hunger Challenge).
Pencanangan kampanye pada hari Kamis (9/1) di Dili, ibu kota Timor Leste ini juga berusaha menjamin akses secara universal pada pangan dalam menghadapi ancaman perubahan iklim.
"Adanya kelaparan adalah kegagalan pembangunan yang tidak bisa dimaafkan," kata Noeleen Heyzer, Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP), pada acara peluncuran kampanye di Parlemen Nasional Timor Leste.
"Hal ini (bebas kelaparan) adalah hambatan terbesar untuk menciptakan pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh di masa depan yang kita inginkan bagi seluruh rakyat Asia dan Pasifik,” kata dia.
Bekerja sama dapat menghentikan kelaparan di negara berkembang di Asia dan Pasifik dan mitra pembangunan di PBB, kata Heyzer.
Kelaparan di Asia Pasifik
Timor Leste mendapatkan kemerdekaan yang didukung PBB pada tahun 2002 setelah memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia melalui referendum pada tahun 1999. Negara ini berpenduduk sekitar 1,1 juta orang.
Kelaparan merupakan tantangan bagi Asia pasifik. Di wilayah ini terdapat dua dari setiap tiga orang dengan masalah kelaparan koronis di seluruh dunia, dan 575 juta pada klasifikasi Malthus. Selain itu, satu dari setiap delapan orang di Asia Pasifik tidak memperoleh hak, dan menjadi korban dari kelaparan kronis.
Zero Hunger Challenge diluncurkan PBB tahun 2012 bertujuan untuk menciptakan masa depan di mana semua orang menikmati hak dasar atas pangan. Juga untuk membangun mata pencaharian dan sistem pangan yang tangguh menghadapai guncangan, termasuk dampak global perubahan iklim.
Lima tujuan tantangan bebas kelaparan ini adalah (1) memastikan bahwa setiap orang di dunia memiliki akses ke makanan yang cukup bergizi sepanjang tahun, (2) menghentikan masa kanak-kanak yang pendek, (3) membangun sistem pangan yang berkelanjutan, (4) meningkatkan produktivitas pendapatan petani kecil menjadi dua kali lipat, terutama untuk perempuan, dan (5) mencegah hilang atau terbuangnya bahan pangan.
Timor Leste
Program ini diluncurkan untuk Asia dan Pasifik di Bangkok, April tahun lalu. Namun Timor Leste merupakan negara pertama untuk pilot projek penyusunan rencana aksi nasional.
Asia Pasifik menunjukkan kemajuan dalam mengurangi jumlah penduduk yang menderita kelaparan kronis dari 24 persen lebih pada tahun 1990-1992 menjadi 13,5 persen pada 2011-13. Namun masih ada 553 juta orang, termasuk anak-anak yang kekurangan gizi, terutama lebih dari 34 persen dari semua anak di Asia Selatan dan Asia Selatan - Barat.
Menurut hasil awal dari sebuah studi terbaru di Timor Leste, angka gizi buruk berkurang signifikan dari 44,7 persen pada 2010 menjadi 38,1 persen tahun lalu. Angka malnutrisi kronis pada bayi di bawah 23 bulan berkurang dari 49 persen menjadi 38 persen. Tetapi masih banyak pekerjaan untuk membantu masalah gizi bagi lebih dari 50 persen anak balita (hampir 100.000 balita), menurut Dana Anak-anak PBB (UNICEF).
Ini adalah demonstrasi komitmen pemerintah mengatasi tantangan yang mendesak dan sangat aktual mengenai kelaparan di Timor Leste, kata Heyze didampingi Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao.
PBB akan mendukung intervensi dan kebijakan mengatasi penyebab langsung dan mendasari masalah gizi buruk dan kerawanan pangandi negeri itu. (un.org)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...