Timothy Silalahi, Korban Kecelakaan Maut di AS, Aktivis Gereja Adven
SAN DIEGO, SATUHARAPAN.COM - Sebuah kecelakaan maut yang mendapat publikasi luas di San Diego, telah menewaskan empat orang asal Indonesia. Satu dari empat yang meninggal pada kecelakaan itu, Timothy Silalahi, 9 tahun, dikenal sebagai anak yang aktif di gereja Adven untuk orang Indonesia di Loma Linda, San Diego, AS, seperti juga anggota keluarganya yang lain.
NBC San Diego, saluran televisi lokal di San Diego, dalam salah satu liputannya mewawancarai sejumlah orang dan dimintai pendapatnya tentang keluarga Timothy Silalahi. Semuanya menyatakan bersedih dan memiliki kesan yang baik tentang keluarga tersebut.
Kecelakaan itu terjadi pada hari Minggu (20/12) sekitar pukul 10 malam. Pada hari Selasa (22/12), pihak penyelidik akhirnya berhasil mengidentifikasi empat orang korban meninggal, akibat kendaraan mereka terguling seusai menghadiri pesta Natal di rumah sanak family di San Diego County, AS.
Mereka yang meninggal itu adalah Irani Afrida Pasaribu, 40 tahun, Dameria Pakpahan, 75 tahun, Timothy Silalahi, 9 tahun dan sahabat keluarga tersebut, Ris Kartini Panjaitan, 65 tahun.
Tiga yang disebut pertama, adalah satu keluarga. Irani Pasaribu adalah tante dari Timothy Silalahi. Sedangkan Dameria Pakpahan adalah neneknya. Ada pun Ris Kartini Panjaitan adalah sahabat dari keluarga.
Mobil yang mereka kendarai, Toyota Sequoia, terguling ke dalam tanggul di dekat Jalan Nordahl sebelah timur State Route 78 dalam perjalanan pulang dari merayakan Natal di rumah kerabat mereka. Investigator dari California Highway Patrol mengatakan Sequoia bertabrakan dengan Chevy Sonic yang berpindah jalur sebelum terlempar dari jalan.
Ibunda Timothy dan dua saudara perempuannya juga berada di dalam kendaraan itu. Mereka dibawa ke rumah sakit setelah terjadinya kecelakaan.
Menurut pendeta Parban Saputro, yang melayani di Gereja Adven Hari Ketujuh di Loma Linda -- sebuah gereja beranggotakan warga asal Indonesia -- keluarga Timothy adalah keluarga aktivis gereja. Ayah Timothy bahkan menjadi salah seorang direktur di gereja tersebut.
"Mereka adalah pendukung sangat kuat untuk program-program pemuda dan anak-anak," kata Saputro.
Dikatakan, Timothy sering bernyanyi dalam paduan suara di gereja. Sehari sebelum kecelakaan, ia tampil dalam perayaan Natal.
"Mereka keluarga yang sangat baik, dan sangat aktif di gereja," kata dia.
Keluarga ini berasal dari Sumatera Utara dan mereka pindah ke AS mengikuti salah seorang anggota keluarga.
Timothy duduk di kelas empat di Victorya Elementary School di Redland dan sudah bersekolah di sana sejak masih taman kanak-kanak, kata Lori Rhodes, pengurus sekolah di Redland.
Ibunda Timothy juga berada dalam mobil yang nahas itu, tetapi mereka selamat, bersama dua putrinya yang lain.
Editor : Eben E. Siadari
Kepala Pasukan UNIFIL: Posisi PBB di Lebanon Berisiko Didudu...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Kepala pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan pada hari Jumat (1/11) bahw...