Tiongkok Pertahankan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Tiongkok tetap akan mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi di angka tujuh persen hingga beberapa tahun mendatang.
“Walau ekonomi Tiongkok tumbuh melambat dengan sempat menurunkan angka pertumbuhan ekonomi ke 6,9 persen – menurut perhitungan perdagangan internasional semester pertama 2015 – akan tetapi pemasukan nasional bertambah hingga 7,6 persen. Selama bertahun-tahun pemasukan negara sama artinya dengan level GDP, atau yang mendekati,” kata mantan Wakil Kepala Eksekutif Hong Kong, Tung Chee Hwa dalam seminar Future China Global Forum, yang digelar di Hotel Shangri La, Singapura, Senin (20/7).
Tung menjelaskan tingkat konsumsi dalam negeri, dan sektor jasa bisa mendorong perekonomian Tiongkok untuk bergerak maju walau perlahan.
Dia menjelaskan konsumsi domestik untuk semester I tahun 2015 berkontribusi hingga mencapai 60 persen, sementara sektor jasa membukukan 49,6 persen GDP.
“Perekonomian Tiongkok secara elastis dan berpotensi meningkatkan kepercayaan investor asing, berkat kepemimpinan dan kepercayaan masyarakat, saya optimistis ekonomi Tiongkok akan terus meningkat tajam,” kata Chee Hwa.
Future China Global Forum menghadirkan 450 pebisnis di kawasan Asia, para pejabat negara, akademisi yang membicarakan masa depan perekonomian Tiongkok dari berbagai sudut pandang mantan pejabat dan kepala negara.
Mantan ekonom Bank Dunia, Justin Lin dalam kesempatan yang sama mengemukakan tingginya pertumbuhan ekonomi Tiongkok, akan menjadi patokan dunia khususnya dalam investasi karena Tiongkok salah satu negara dengan kekuatan baru ekonomi dunia saat ini.
“Kami melihat bahwa ekspor Tiongkok akan menjadi salah satu andalan,” kata Lin.
Lin mengemukakan dua faktor penting dari perekonomian Tiongkok yang akan selalu stabil yakni investasi dalam negeri yang masuk akan tetap tinggi, dan faktor lainnya adalah konsumsi dalam negeri.
“Kalau dua faktor ini dimasukkan bersamaan, saya yakin pertumbuhan 7 persen masih bisa bertahan,” dia menambahkan.
CEO dari Forum Kerja Sama Singapura Guangzhou Chin Phei Chen mengatakan saat ini banyak perusahaan yang ingin menjelajah ke Tiongkok harus mendapat persetujuan platform pemerintah untuk membagi pengetahuan jaringan bisnis kepada perusahaan lain.
"Lewatlah sudah hari-hari ketika kita melihat Tiongkok sebagai dasar untuk penerapan tenaga kerja murah, manufaktur dan sebagainya. Tiongkok saat ini menjadi pasar yang menciptakan banyak potensi. Anda sebagai pebisnis muda bisa mengatakan Tiongkok adalah hutan. Bagi banyak perusahaan, mereka yang terbiasa dengan Tiongkok, tahu persis bagaimana melakukan bisnis dan mengawali jaringan di Tiongkok,” kata Chin.
“Tiongkok memang merupakan negara yang sangat besar, (dengan) banyak tantangan dan masalah struktural Tapi kemampuan dan tekad dari pemerintah pusat untuk mengatasi tantangan akan mengatur mereka sangat berbeda dari negara lain,” Chin menambahkan. (channelnewsasia.com).
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...