Tiongkok Robohkan 2.000 Salib Gereja
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Tiongkok kini menghadapi tuduhan mengancam kebebasan beragama umat Kristen di negara itu.
Salah satu provinsi di Tiongkok secara sistematis telah merubuhkan, mencopot dan melenyapkan salib gereja-gereja di sana. Selain itu, bulan lalu seorang pendeta dijatuhi hukuman 14 tahun penjara, karena kejahatan keuangan dan secara tidak legal mengumpulkan orang, yang dianggap mengganggu ketertiban sosial.
Perjuangan untuk memperoleh kebebasan beragama di Tiongkok telah berlangsung selama dua tahun terakhir, menurut laporan koresponden CBS News, Seth Doane.
Pekan ini sebuah video dari smartphone menunjukkan satu lagi salib tengah dicopot dari menara gedung gereja.
Pemerintah di Provinsi Zhejiang telah melenyapkan -- kadang-kadang membakarnya - sebanyak 2.000 salib gereja di sana, menurut laporan sebuah kelompok aktivis agama berbasis di AS, China Aid.
Pada saat itu, umat Kristen telah memprotes apa yang mereka sebut "pembongkaran ilegal," sementara salah satu pendukung mereka, pengacara Kristen Zhang Kai, ditampilkan di TV negara pada bulan Februari yang mengungkapkan "penyesalan."
Partai Komunis Tiongkok secara resmi adalah ateis. Secara teknis, hal ini sebetulnya memungkinkan adanya "kebebasan beragama." Tetapi agama-agama resmi harus melaksanakan ibadah di bawah pengawasan dari mereka yang kesetiaannya terutama kepada negara.
Saat ini puluhan juta orang Kristen melaksanakan ibadah secara bawah tanah di gereja-gereja keluarga.
Salah satunya diselenggarakan di sebuah apartemen kecil milik Xu Yonghai, yang menghabiskan dua tahun di penjara setelah menulis tentang penghancuran gereja dan pelecehan umat Kristen.
"Kami memiliki hingga 30 anggota biasa di gereja ini," kata Yonghai, "tapi sebagian dari kami berada dalam penjara dari waktu ke waktu."
Ketika ditanya berapa banyak anggotanya yang telah ditahan, semua orang di ruangan itu mengangkat tangan.
"Tidak ada keadilan di negeri ini," ujar salah satu anggota, Guo Hong. "Jadi kami memilih untuk percaya pada Tuhan dan menempatkan harapan kami di tanganNya."
menurut beberapa perkiraan, ada lebih banyak orang Kristen di Tiongkok daripada anggota Partai Komunis yang terdaftar, membuat mereka suara yang sangat kuat.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...