Tiongkok – Rusia Sepakati 40 Perjanjian
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah kesepakatan kerja sama yang terdiri atas sekitar 40 perjanjian, mulai dari bidang keuangan dan investasi hingga bidang energi dan kereta api berkecepatan tinggi ditandatangani oleh Tiongkok dan Rusia pada Senin (13/10) waktu setempat.
Li Keqiang, Perdana Menteri Tiongkok yang sedang berkunjung dan mitranya Dmitry Medvedev dari Rusia menyaksikan penandatanganan ini setelah Pertemuan Reguler Perdana Menteri Tiongkok-Rusia ke-19 digelar.
Dokumen termasuk kesepakatan-kesepakatan pemerintah dan kontrak bisnis, juga mencakup perdagangan, pertukaran people-to-people, teknologi canggih, satelit navigasi, pertukaran mata uang, dan adat istiadat.
Kesepakatan pertukaran mata uang lokal ialah senilai 150 miliar yuan (24,4 miliar dolar AS) antara bank sentral Tiongkok dan Rusia di antara dokumen yang ditandatangani. Hal itu disampaikan oleh pihak bank sentral Tiongkok, Peoples Bank of China.
Perjanjian tiga tahun ini dapat diperpanjang pada kesepakatan bersama dan diharapkan dapat memfasilitasi perdagangan bilateral dan investasi langsung antar kedua negara.
Li dalam pembicaraan dengan Medvedev mengungkapkan bahwa pertemuan yang sering dilakukan antara pemimpin kedua negara sepenuhnya menunjukkan bahwa hubungan antara Tiongkok dan Rusia strategis, stabil, dan untuk jangka panjang. Selain memperkuat kerjasama bilateral, itu juga akan menguntungkan kedua dua negara berkembang dan perdamaian dunia serta pembangunan pada umumnya.
Tiongkok siap bekerja sama dengan Rusia untuk menerjemahkan kemitraan strategis komprehensif koordinasi mereka ke dalam lebih banyak kerja sama praktis, kata Perdana Menteri. Tiongkok, ingin meningkatkan kerja sama dengan Rusia pada proyek-proyek investasi besar di berbagai bidang seperti pertambangan, industri kimia, pertanian dan pembangunan infrastruktur.
Di bidang perdagangan, Tiongkok telah menjadi mitra terbesar Rusia selama empat tahun berturut-turut. Perdagangan dua arah mencapai 89,2 miliar dolar AS pada tahun lalu dan rencana-rencana yang sedang berlangsung untuk menaikkan volumenya menjadi 100 miliar dolar AS pada 2015.
Tiongkok juga siap untuk memajukan pembentukan transportasi koridor kecepatan tinggi Eurasia yang menghubungkan Beijing dan Moskow. Li mengatakan bahwa prioritas saat ini ialah pada kereta api berkecepatan tinggi antara Moskow dan Kazan.
Mengenai kerja sama energi, perdana menteri Tiongkok mengatakan Beijing akan memperdalam kerja sama dengan Moskow dalam tenaga nuklir dan energi secara terpadu yang mencakup industri hulu, tengah dan hilir.
Sejak berdiri 65 tahun yang lalu, hubungan diplomatik antara dua negara itu kini mencapai puncaknya dengan seringnya kunjungan tingkat tinggi, lonjakan perdagangan dan investasi, serta peningkatan jumlah proyek-proyek besar.
Li juga mendorong kedua belah pihak untuk lebih meningkatkan pertukaran people-to-people dan bersama-sama menandai peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II pada tahun depan.
Sementara itu, Medvedev mengatakan bahwa Rusia bersedia untuk meningkatkan investasi skala besar dua arah dan meningkatkan kerja sama dengan Tiongkok di bidang-bidang termasuk infrastruktur transportasi dan penerbangan.
Sebuah komunike bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan pasangan itu mengatakan, kedua negara sepakat untuk membuka pasar yang lebih luas satu sama lain dan melawan proteksionisme perdagangan.
Dalam dokumen itu, Tiongkok dan Rusia berjanji untuk terus secara tegas mendukung satu sama lain tentang isu-isu yang menyangkut kepentingan inti mereka, dan menyerukan reformasi sistem ekonomi dan keuangan internasional untuk memenuhi kebutuhan ekonomi riil.
Mereka juga akan memperluas kerja sama di berbagai bidang seperti penerbangan sipil, manufaktur pesawat dan penggunaan damai tenaga nuklir, kata komunike tersebut. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...