Tiongkok Tolak Permintaan Perawatan Wartawan Lansia yang Dipenjara
NEW YORK CITY, SATUHARAPAN.COM – Human Rights Watch pada 1 Juli lalu menyerukan Pemerintah Tiongkok harus memastikan wartawan senior Gao Yu yang dipenjara menerima perawatan medis yang diperlukan. Gao (71), ditangkap pada bulan April 2014 dan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara pada tahun 2015 karena diduga membocorkan dokumen internal Partai Komunis China (PKC) yang menyerukan sensor lebih ketat atas ide-ide liberal dan reformis.
Pengacara dan keluarga melaporkan Gao menderita sakit kronis jantung, tekanan darah tinggi, suatu bentuk gangguan telinga bagian dalam yang disebut penyakit Ménière, dan alergi kulit kronis yang tidak terdiagnosis.
Gao , seperti dilaporkan situs resmi hrw.org, menceritakan kepada pengacara dan keluarganya, penyakit jantungnya menjadi lebih sering terasa dan memburuk belakangan ini. Menurut Gao, Beijing No 1 Detention Center hanya memberikan obat tradisional untuk penyakit jantungnya, tapi tidak mengizinkan dia mengambil obat-obat dari resep dokter yang berada di rumahnya. Keluarga dan pengacara juga mengatakan Gao tidak memiliki akses ke dokter spesialis untuk memeriksakan kesehatan dan mengobati penyakit nya.
"Sangatlah buruk memenjarakan seorang wartawan dengan alasan politis yang palsu. Sungguh kejam, merendahkan, dan berbahaya tidak memberikan akses perawatan medis yang diperlukan," kata Brad Adams, Direktur Human Rights Watch untuk Asia, "Pemerintah Tiongkok harus segera mengirim Gao ke rumah sakit untuk periksa menyeluruh kondisinya yang memburuk."
Tahanan-tahanan Lain
Gao adalah jurnalis terkemuka Tiongkok yang memulai kariernya di pusat layanan berita pemerintah pada 1980-an. Dia kemudian menjadi wakil editor Economics Weekly milik BUMN.
Akibat melaporkan dan mendukung protes Lapangan Tiananmen pada 1989, Gao dipenjara dari Juni 1989 sampai Agustus 1990. Dia dipenjara lagi pada 1993-1999 atas tuduhan "secara ilegal memberikan rahasia negara ke luar negeri" setelah dituduh membocorkan keputusan atas kebijakan yang diambil pejabat senior PKC, yang dilaporkan dalam pers Hong Kong.
Pada 24 April 2014, Gao ditahan karena membocorkan "Dokumen Nomor 9," pemberitahuan internal Partai Komunis China yang memperingatkan anggotanya terhadap "tujuh bahaya" termasuk "nilai-nilai universal" seperti hak asasi manusia. Gao dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara pada 17 April 2015. Ia mengajukan banding, tetapi pengacaranya mengatakan tidak jelas kapan vonis banding dijatuhkan, atau kapan pengadilan akan dibuka untuk mendengar kasus itu. Begitu Gao mengajukan banding, dia dipindahkan dari Beijing No 1 Detention Center ke penjara.
Kondisi fasilitas di pusat penahanan Tiongkok menurut Human Rights Watch sangat buruk, umumnya ditandai dengan padatnya penghuni, gizi minimal, dan perawatan kesehatan dasar. Menurut peraturan pusat penahanan, jika tahanan sakit parah, mereka "dapat" dikirim ke rumah sakit di luar, yang ditunjuk oleh pusat penahanan.
Dalam laporan terbaru, Human Rights Watch mencatat kasus berulang, tahanan sakit parah tidak dikirim ke rumah sakit sampai kondisi mereka sangat memburuk. Beberapa di antaranya meninggal akibat kurangnya perawatan yang memadai. Pada bulan Maret 2014, aktivis Beijing, Cao Shunli, meninggal setelah pihak berwenang gagal memberikan akses perawatan medis yang tepat, meskipun keluarga dan pengacaranya berjuang sekuat tenaga membebaskan dia secara bersyarat karena alasan medis. Pejabat baru memindahkannya ke rumah sakit setelah ia mengalami koma. Dia meninggal beberapa hari kemudian.
Tahanan terkemuka atau aktivis lain yang dipenjara, juga dilaporkan kurang mendapatkan perawatan medis yang memadai. Di antaranya pengacara hak asasi manusia Pu Zhiqiang, yang mengidap diabetes dan tekanan darah tinggi. Sarjana Uyghur, Ilham Tohti, juga mengidap penyakit jantung. Aktivis anti-korupsi Liu Ping, pemilik penerbitan harian, mengalami diare yang tidak terdiagnosis selama dipenjara dua tahun.
Kegagalan untuk memberikan akses ke perawatan medis yang memadai kepada tahanan, melanggar hak atas kesehatan dan Peraturan Standar Minimum pada Perlakuan terhadap Tahanan.
"Pihak berwenang Tiongkok bertanggung jawab untuk kesejahteraan semua tahanan, termasuk tahanan politik," kata Adams. "Itu termasuk memastikan semua mendapatkan akses langsung ke dokter spesialis bagi mereka yang membutuhkan perawatan. Jika perawatan itu tidak tersedia di penjara, tahanan harus dipindahkan ke rumah sakit sebelum kondisinya memburuk."
Editor : Sotyati
Polri Tangkap Buron Pengendali Clandestine Lab di Bali Asal ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mengamankan satu orang dar...