Toko Alat Musik AS Ajukan Kebangkrutan Akibat Konsumen Belanja Online
VIRGINIA, SATUHARAPAN.COM-Guitar Center Inc, pengecer instrumen dan peralatan musik terbesar di Amerika Serikat, mengajukan kebangkrutan pada hari Sabtu (21/11), karena pecinta musik memindahkan belanja mereka secara online selama pandemi virus corona.
Pengecer telah bernegosiasi untuk total US$ 375 juta (sekitar Rp 5,5 triliun) dalam bentuk pembiayaan debitur dari pemberi pinjaman yang ada dan bermaksud untuk mengumpulkan US$ 335 juta (Rp 4,9 triliun) dalam bentuk surat utang senior yang baru, kata perusahaan refini.tv/3fpM2UC dalam sebuah pernyataan.
Awal bulan ini perusahaan mencapai kesepakatan restrukturisasi dengan para pemangku kepentingan utama yang mencakup pengurangan hutang hampir US$ 800 juta (sekitar Rp 11,7 triliun) dan investasi ekuitas baru hingga $ 165 juta (sekitar Rp 2,4 triliun) untuk rekapitalisasi perusahaan.
Perusahaan dalam pengajuan pengadilan mengatakan memiliki antara US$ 1 miliar (14,6 triliun) dan US$ 10 miliar (sekitar Rp 140,6 triliun) dari aset dan kewajiban.
Namun Guitar Center, yang memiliki hampir 300 toko di seluruh negeri, mengatakan operasi bisnis akan terus berlanjut tanpa gangguan. Guitar Center dimulai pada tahun 1959 sebagai toko di Hollywood.
Perusahaan mengajukan kebangkrutan Bab 11 di Pengadilan Kepailitan Amerika Serikat di Distrik Timur Virginia. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...