Tokoh Adat Ajak Warga Jaga Kamtibmas Papua
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Tokoh adat atau Ondoafi Skouw Stanis Tanfa Chilong mengajak seluruh lapisan warga untuk menjaga dan mendukung kemanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang aman dan damai di Papua.
"Usai putusan hukum terkait tujuh mahasiswa atau warga Papua di PN Balikpapan, mari kita bersama menjaga kenyamanan dan kerukunan hidup, jaga kamtibmas bersama-sama," kata Stanis dalam keterangan tertulis yang diterima di Kota Jayapura, Papua, Kamis (18/6).
Selain Polri dan TNI yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk menjaga kamtibmas, masyarakat dan elemen pendukung seperti organisasi kemasyarakatan (ormas) dan organisasi kepemudaan (OKP) juga mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan kenyamanan dan kedamaian.
"Karena lingkungan yang aman dan nyaman dambaan kita semua, sehingga kamtibmas perlu dijaga bersama, tinggal saling koordinasi dan komunikasi yang lancar," ujarnya.
Berkaitan dengan keputusan hukum bagi tujuh mahasiswa/warga asal Papua di PN Balikpapan, Stanis menilai bahwa prosesnya sudah berjalan dengan baik, apalagi tuntutan hukum dari jaksa penuntut umum (JPU) berbeda jauh dengan putusan dari hakim, sehingga hal itu patut diapresiasi.
"Saya kira kita semua harus hargai proses hukum dan juga putusannya yang diberikan, tidak perlu lagi gelar aksi yang menentang kebijakan yang sudah sangat berpihak kepada kita," katanya lagi.
Menyinggung soal 1 Juli yang juga diperingati sebagai HUT dari kelompok yang berseberangan dengan Pemerintah, Stanis meminta bahwa hal itu tidak patut dibesar-besarkan, karena saat ini UU Otsus telah dan sedang berlaku di Tanah Papua, sehingga semua pihak terutama para generasi muda lebih baik mementingkan masa depan.
"Jangan terlalu lama nostalgia dengan kisah lalu, yang belum tentu bisa seperti masa kini. Jika mau dibandingkan dengan tetangga (PNG) kita, hidup di Papua jauh lebih baik, karena kita semua diberikan kesempatan yang sama, sekolah dan bisa kerja dimana saja," katanya membandingkan.
Stanis mengajak kepada semua pihak untuk bersatu, bersama-sama membangun Papua di semua bidang daripada ribut dengan kisah lalu dan tidak memikirkan masa depan.
"Anak-anak kita butuh sekolah, butuh kemajuan bukan penderitaan, kita yang orang tua seharusnya mendukung yang baik, bukan sebaliknya. Mari kita semua berkarya di bidang masing-masing, tak perlu saling menjatuhkan karena saat ini pemerintah terus perhatikan Papua," katanya pula. (Ant)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...