Tokoh di Balik Gerakan Anti Islamisasi di Jerman
DRESDEN, SATUHARAPAN.COM – Tokoh di balik gerakan anti Islamisasi di Jerman yang telah menggerakkan puluhan ribu orang di berbagai kota dikenal sebagai orang yang berlatih memasak dan memiliki catatan kriminal. Dia bernama Lutz Bachmann.
Dia dilahirkan di kota Dresden di bekas wilayah Jerman timur yang komunis, di mana kelompok ini pada hari Senin (12/1) lalu berdemo dengan mengerahkan sekitar 18 ribu pendukung PEGIDA, nama kelompok yang berarti ‘’Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat.
Sekitar 500 orang ambil bagian dalam demonstrasi dan pawai pertama yang kemudian menjadi pawai mingguan di kota itu sejak Oktober, dan jumlah mereka secara bertahap. Namun demikian kelompok anti PEGIDA menunjukkan terus meningkat dan tampaknya jauh lebih banyak.
Kelompok anti imigran ini muncul tiba-tiba yang dipicu oleh protes serupa di tempat lain. Gerakan ini dimulai setelah bentrokan antara orang Kurdi dan Muslim radikal di kota Hamburg pada awal Oktober yang menimbulkan kekhawatiran dari konflik Suriah akan berdampak juga di Jerman.
Bachmann, 41 tahun, memulai sebuah kelompok itu melalui situs jejaring sosial Facebook, yang dengan cepat memanggil pertemuan pertama di Dresden, ibu kota negara bagian yang berbatasan dengan Polandia dan Republik Ceko dan yang populasinya asing sekitar 2,5 persen.
Dia menolak untuk berbicara kepada media, dan menuduh mereka "media berbohong" terhadap demonstran PEGIDA, dan dia hanya berkomunikasi melalui halaman Facebook-nya yang juga menampilkan foto pernikahan dan liburannya.
Menurut kantor berita AFP, dia mengatakan mempunyai beberapa teman Muslim dan mengakui catatan kriminalnya telah dilaporkan secara luas di media.
Dia dijatuhi hukuman penjara tiga setelngah tahun pada tahun 1998 atas tuduhan termasuk pencurian, dan melarikan diri ke Afrika Selatan, tapi dideportasi kembali ke Jerman dan kemudian dihukum karena pelanggaran narkoba.
Bachmann, menurut AFP, berlatih sebagai koki, tetapi telah memiliki sebuah biro iklan kecil yang dikelola sejak tahun 1992.
Beberapa orang yang bergabung dalam demonstrasi dikenal sebagai neo-Nazi yang terlihat dalam kerumunan PEGIDA, namun mereka didominasi oleh warga yang kecewa dengan serangkaian keluhan , dan Bachmann menolak ide dari kelompok sayap kanan.
Namun PEGIDA telah mengadakan pembicaraan tentatif untuk menjajagi isu anti Euro dengan pihak partai alternatif (AFD) Jerman. Namun demikian, kelompok ini tidak memiliki ambisi menjadi partai politik.
Kelompok ini telah menerbitkan sebuah manifesto dengan 19 point yang menyerukan "toleransi nol terhadap imigran kriminal dan pencari suaka," dan mengatakan bahwa hal itu bertujuan untuk melindungi nilai-nilai "Yahudi-Kristen."
Kelompok ini juga mendesak toleransi bagi Muslim yang terintegrasi, namun menentang "pengungsi ekonomi" yang datang ke Jerman, yang mereka sebut dengan istilah ideologi "misogynist, violent." (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...