Tokoh Gereja Papua Ampuni Pembakar Alkitab
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Jayapura sempat ricuh oleh insiden yang diduga merupakan pembakaran Alkitab oleh oknum tentara pada Kamis, (25/05) kemarin. Insiden itu telah menyebabkan tiga warga sipil mengalami luka yang diduga akibat terkena peluru nyasar aparat keamanan ketika melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa. Kapolres Kota Jayapura, AKBP Tober Sirait dan ajudannya juga dirawat di rumah sakit, karena sempat menjadi korban kemarahan massa.
Namun, sebagian besar umat Kristen Papua tidak turut terpancing. Walaupun peristiwa itu dianggap melukai perasaan umat dan merupakan salah satu bentuk penistaan agama, pembakaran Alkitab dipandang bukan alasan untuk melakukan pembalasan.
"Orang Kristen tidak menyembah Alkitab tetapi percaya dan menyembah Tuhan Yesus yang disampaikan melalui Alkitab itu," kata Socratez Yoman, Ketua Badan Pelayanan Pusat Gereja-gereja Baptis di Papua, kepada satuharapan.com lewat pesan singkat.
"Alkitab itu tidak perlu dibela. Kita diajarkan isi Alkitab untuk mengasihi dan mengampuni. Yesus berkata: Ampunilah mereka sebab tidak tahu apa yang mereka perbuat," tutur Socratez.
Dia menambahkan Alkitab dibakar tidak akan membuat kuasa Tuhan turut runtuh. "Kita hidup bukan untuk membela-bela Kitab Suci atau Alkitab. Kita diminta dan diajarkan melalui Alkitab untuk mengasihi musuh dan memperjuangkan keadilan dan menegakkan kebenaran demi perdamaian," lanjut dia.
Itu sebabnya ia meminta agar umat tidak reaktif dan sensitif atas insiden pembakaran Alkitab.
"Pada saat Yesus dicaci maki, diludahi, ditinju, diejek, sampai disalibkan, kaki dipaku, tangan dipaku, kepala dimakotai duri dan lambung ditikam, Yesus tetap memilih diam dan pancarkan kasih, pengampunan."
Menurut Socratez, bagi umat Kristen Papua, kasih tetap menjadi panglima untuk kebaikan semua, tanpa memandang agama dan latar belakang.
Hal yang sama disampaikan oleh Ketua Sinode Kingmi Tanah Papua, Pendeta Benny Giay. Ia mengatakan masyarakat Papua tidak terprovokasi dengan peristiwa tersebut. Menurutnya masyarakat Papua harus lebih cerdas dalam menyikapi situasi ini.
“Masyarakat Papua jangan terprovokasi. Alkitab itu untuk dipahami, dimengerti dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Benny
Kronologi Peristiwa Versi Kepolisian
Ketua PWNU Papua, Tony Wanggai, dalam keterangannya seusai menghadiri pertemuan antara Pangdam XVII, Mayjen George Supit, Kapolda Papua, Irjenpol Boy Rafly Umar, Walikota Papua dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Ormas Agama dan Tokoh Adat serta seluruh elemen masyarakat/kota, mengatakan Pangdam dan Kapolda memberikan beberapa poin penjelasan.
Pertama, bukan kitab suci yang dibakar tetapi buku-buku agama dan tidak ada unsur kesengajaan.
Kedua, pelaku pembakaran buku-buku agama akan diproses secara hukum dan transparan.
Ketiga, masyarakat diminta tidak main hakim sendiri karena persoalan akan semakin meluas dan merugikan semua.
Keempat, para pemimpin agama diminta memberikan kesejukan kepada umat.
Duduk Perkara Pembakaran Alkitab Harus Dijelaskan
Walaupun pihak kepolisian membantah terjadinya pembakaran Alkitab, sebagian masyarakat di Papua masih menunggu fakta yang sebenarnya, mengingat masih simpang-siurnya informasi. Sebagian masyarakat percaya yang terjadi adalah pembakaran Alkitab.
Berdasarkan info yang diperoleh satuharapan.com, telah terjadi pembakaran Alkitab oleh salah satu anggota TNI yang bertugas di kediaman Kasrem 173 Jayapura. Ia membakar sampah di tong sampah yang di dalamnya ada Alkitab. Menurut informasi, orang yang baru pulang dari ibadah pada hari itu, melihat hal tersebut yang memicu kemarahan.
"Orang berdatangan, massa semakin banyak. Yang dari arah Abepura mau ke Waena tidak bisa lewat, begitu pun sebaliknya," kata Aktivis HAM Papua, Matius Murib.
Sementara keterangan resmi Kepolisian mengatakan yang terjadi adalah "pembakaran karton dan barang bekas lainnya di bak sampah oleh anggota TNI yang sedang melaksanakan korvei mes yang ditinggalkan oleh pasukan sebelumnya."
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...