Tokoh Gereja Papua: Pak Luhut yang Harus Tinggalkan RI
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Tokoh gereja Papua, Benny Giay, secara diplomatis mengatakan mungkin Menkopolhukam Luhut Pandjaitan dan pemerintah RI yang harus tinggalkan Indonesia. Namun, sarannya agar Luhut dan pemerintah RI meninggalkan Indonesia bukan dalam pengertian diusir, melainkan untuk berunding dengan perwakilan warga Papua yang tergabung dalam United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).
"Saya kira kesempatan untuk meminta Jakarta berdialog sudah lewat. Bukan waktunya lagi untuk dialog dengan rakyat Papua. Rakyat Papua sudah diwakili oleh ULMWP. Barangkali tepat kalau Pak Luhut dan pemerintah NKRI yang tinggalkan Indonesia dan pergi berunding dengan ULMWP," kata Pendeta Benny Giay, Ketua Sinode Gereja Kemah Injili (Kingmi) di Tanah Papua dalam wawancara lewat selular dengan satuharapan.com, hari ini (4/2).
Menurut Benny, gereja-gereja di Papua sudah mendorong pemerintah untuk melakukan dialog dengan rakyat Papua. Namun hasilnya tidak memuaskan. Ajakan itu disambut dingin.
"Kami (4 pimpinan gereja di Papua didampingi PGI) menyampaikan secara langsung bertemu dengan presiden SBY tanggal 16 Desember 2011. Kami bilang ke Pak SBY, jalan terbaik selesaikan masalah Papua. Tetapi kata Pak SBY, ada hardliners (kelompok garis keras) dalam negara tidak mau dialog," kata doktor antropologi dari Free University, Amsterdam ini.
"Kemudian pada tanggal 26 Desember 2014 saya bersama pimpinan Gereja Katolik dan PGI bertemu presiden Jokowi sehari sebelum berangkat ke Papua. Saya sampaikan kepada dia, "Dialog amat penting untuk membangun kepercayaan orang Papua yang sudah 'botak' terhadap pemerintah. Dengan mayoritas Papua memilih Pak Jokowi dalam Pilpres, tanda orang Papua mulai percaya Pak Jokowi. Tetapi minta maaf Pak, kepercayaan itu sudah kembali ke titik nol lagi, karena bapak belum mengeluarkan pernyataan terkait pembunuhan terhadap 4 orang siswa SMA oleh oknum TNI-Polri pada 8 Desember di Paniai," kata Benny mengulang kisah pertemuan dengan Jokowi.
Kini, menurut dia, pintu dialog seakan sudah tertutup.
"Cara apa lagi kami pakai untuk menekan Jakarta dalam mengupayakan dialog? Kami sering dengar orang bilang, upaya itu sama dengan rebus batu yang tidak akan pernah masak. Apakah begitu?" kata Benny.
Sebelumnya, Menkopolhukam Luhut Pandjaitan telah mendapat sorotan luas atas pernyataannya yang meminta para orang yang terlibat dalam ULMWP meninggalkan Indonesia. Pernyataan itu dianggap melukai hati masyarakat Papua.
(Catatan: ini adalah tulisan pertama dari serangkaian tulisan yang didasarkan pada wawancara dengan Benny Giay pada Jumat 4 Maret 2016)
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...