Tokoh Kristen Kecam Serangan Teror di Pakistan
PESHAWAR, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah tokoh Kristen mengecam aksi teror di Pakistan. Menurut Pakistan Christian Post, hari Sabtu (3/9), Presiden Pakistan Christian Congress (PCC), Nazir S Bhatti mengecam serangan teror yang terjadi di Warsak, atau tepatnya di sebuah jalan raya di Peshawar, Pakistan.
Selain itu dia juga mengecam tindakan bunuh diri di Pengadilan di Mardan, Pakistan yang menewaskan sejumlah orang, di sisi lain terdapat banyak korban luka-luka.
Presiden PCC wilayah negara bagian Daud Sharif Sohtara mengecam serangan teror tersebut, dan mengultimatum pemerintah melakukan langkah-langkah keamanan yang lebih bagi orang Kristen di negara bagian tersebut. “Kami sejak dahulu menghadapi banyak serangan teror di tempat ibadah,” kata Sohtara.
Ketua Alliance Global Human Rights Association (Aliansi Hak Asasi Manusia Global), Saleem Khursheed Khokhar mengatakan serangan di sebuah tempat bermukimnya umat Kristen di Peshawar menunjukkan banyak orang yang tidak ingin melihat karya Tuhan. “Mereka mencoba menyerang agama Kristen,” kata Khokhar.
Dia mengatakan tidak ada satu pun yang dapat menghentikan pekerjaan Tuhan meskipun umat Kristen akan terus menghadapi ancaman dan serangan di masa mendatang. Dia mengatakan serangan terhadap Kristen sama artinya dengan kelompok ekstremis yang di masa mendatang berusaha untuk menciptakan anarki dengan menargetkan minoritas di Pakistan.
“Mereka ingin menghentikan kemajuan negara ini, sekaligus dan menciptakan ketakutan pada Kristen di Pakistan,” kata dia.
Menurut situs berita DawnNews, sebuah kelompok teroris menyerang pemukiman Kristen di Peshawar, Pakistan, hari Jumat (2/9). Direktur Jenderal Antar Layanan Pakistan, Asim Bajwa, ketika dikonfirmasi mengatakan ketika hendak diringkus sempat terjadi baku tembak antara teroris dan pasukan keamanan. “Keempat pelaku bom bunuh diri meninggal dunia,” kata Bajwa.
Bajwa menjelaskan penembakan dilaporkan mulai lebih kurang sekitar pukul enam pagi waktu setempat. Teroris menyerang pemukiman Kristen, dan mereka mengenakan jaket berisi bahan peldak untuk serangan bunuh diri.
Dua penyerang tewas karena meledakkan jaket bunuh diri mereka, dan dua orang lainnya tewas oleh tembakan pasukan keamanan.
Peshawar menghadapi serangan teroris bertubi-tubi. Serangan terburuk terjadi pada Desember 2014 ketika kelompok Taliban bersenjata membantai lebih dari 150 orang, sebagian besar anak-anak, di sebuah sekolah yang dikelola militer.
Belakangan ini ada ketenangan, setelah serangan mematikan pada Maret 2016 saat itu serangan bom menargetkan pegawai pemerintah dan membunuh 15 orang. (pakistanchristianpost.com/dawnnews.com)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...