Tokoh Pers Nasional Sabam Leo Batubara Meninggal Dunia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kabar duka bagi insan pers Indonesia. Sabam Leo Batubara, 80 tahun, tokoh pers nasional, Wakil Ketua Dewan Pers 2007 – 2010, yang hingga akhir hayatnya masih tercatat sebagai anggota Kelompok Kerja Bidang Pengaduan Dewan Pers, meninggal dunia, Rabu, 29 Agustus 2018.
Anggota Dewan Pers, Nezar Patria, seperti diberitakan rri.co.id, membenarkan kabar duka itu.
Nezar menjelaskan, Leo meninggal bukan karena sakit, melainkan akibat terjatuh di kamar kecil dan kepalanya terbentur. Ia meninggal di RSPAD Gatot Subroto.
Sebagai bentuk penghormatan atas darma baktinya, jenazahnya akan disemayamkan di Kantor Dewan Pers di Jakata Pusat sebelum dimakamkan di Pemakaman San Diego Hills, Karawang.
Sabam Leo Batubara, lebih akrab dipanggil Leo Batubara, sejak lama dikenal aktif membela kebebasan pers. Hingga akhir hayatnya, sebagaimana dikemukakan Nezar Patria kepada Antara, kerap memberikan masukan mengenai kasus-kasus yang tengah ditangani Dewan Pers.
Selain pernah mejadi Wakil Ketua Dewan Pers, Leo juga pernah menjadi Sekretaris Jenderal Serikat Penerbit Suratkabar (SPS, kini menjadi Serikat Perusahaan Pers, asosiasi media cetak nasional satu-satunya di Indonesia sejak 1946 hingga kini). Leo juga aktif terlibat dalam perumusan naskah akademik Undang-Undang No 40/1999 tentang Pers.
Lembaga Pers Dr Soetomo, Pusat Pelatihan dan Pengembangan Jurnalisme Profesional mencatat Leo Batubara menyelesaikan pendidikan formal di IKIP Negeri Jakarta tahun 1970. Sejak tahun 1999 sampai 2005 ia menjadi Pemimpin Perusahaan Harian Suara Karya.
Ia terlibat aktif di Masyarakat Pers dan Penyiaran Indonesia (MPPI), perkumpulan yang memperjuangkan amandemen konstitusi dan perundang-undangan yang melindungi kemerdekaan pers. Buku Menegakkan Kemerdekaan Pers, yang berisi kumpulan tulisannya, telah diterbitkan Dewan Pers pada tahun 2007.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...