Tokoh Yahudi Kunjungi NU Jawa Tengah
SEMARANG, SATUHARAPAN.COM - Yahudi Israel terus meningkatkan upaya komunikasi intensif dan berkelanjutan dengan Muslim Indonesia untuk menjelaskan sisi kehidupan keseharian masyarakat Israel yang sebenarnya religius dan tidak identik dengan peperangan. Masyarakat dunia menilai Israel identik dengan penindasan dan kekejaman.
“Itu penilaian dari kacamata politik, tapi sebenarnya dalam keseharian warga Israel adalah masyarakat yang taat beragama. Mayoritas penduduk beragama Yahudi dan 17 persen beragama Islam. Nabi Ibrahim juga merupakan bapak umat Yahudi sebagaimana juga bapak para nabi di Islam. Jadi, banyak kesamaan untuk bersatu,” ujar Jeremy Jones, Koordinator Australia Israel Jewish Affairs Council (AIJAC) saat menemui pengurus PWNU Jateng, Minggu (6/11/2016).
Kedatangannya diterima Ketua PWNU Jateng Dr Abu Hapsin PhD, juga Wakil Ketua Rais Suriah Drs HM Adnan MA, Wakil Katib Dr Imam Taufik, Wakil Ketua Dr Najahan Musyafak MA, Sekretaris PWNU Drs H Arja Imroni. Kedatangannya menemui komunitas muslim Indonesia termasuk dengan jajaran PWNU Jateng, mengemban misi sosialisasi terkait tradisi, budaya dan kehidupan keagamaan Yahudi di Israel. Jeremy menjelaskan, kehidupan keagamaan berjalan damai dan membenci peperangan.
Hanya saja terkait Yerusalem sebagai kota suci, dasarnya keyakinan yang dianut dalam agama Yahudi di samping aspek kesejarahan. "Bila kehilangan Jerusalem, menurut keyakinan tersebut sama artinya kehilangan Israel sebagai negara. Sebagaimana Arab memiliki Makah dan Madinahi,” katanya.
Jeremy Jones mengaku selama ini kesulitan memahamkan tentang kehidupan warga yahudi Israel kepada masyarakat dunia. Termasuk di Indonesia yang penduduk muslimnya terbesar di dunia. Yahudi Israel berharap dapat menjalin komunikasi saling memahami dengan Muslim Indonesia yang pengaruhnya diperhitungkan dunia karena memiliki karakteristik tersendiri dalam budaya dan agama.
Ketua PWNU Jateng Dr Abu Hapsin menegaskan, kunjungan Jeremy Jason ini sangat berharga bagi Muslim Indonesia untuk mengetahui lebih jauh dan orisinil tentang kehidupan Yahudi Israel. Abu Hapsin mengakui selama ini pemahaman masyarakat Indonesia terhadap Israel masih didominasi dari kacamata politik.
Diharapkan semakin terjalinnya komunikasi dari sisi keagamaan antara Indonesia dan Israel dapat memberi dampak positif sebagai jalan dibukanya hubungan diplomatik kedua negara. Apalagi langkah tersebut sudah diawali Almarhum Gus Dur yang pernah mengunjungi Israel untuk misi agama. Dilanjutkan sejumlah tokoh agama Indonesia juga lawatan serupa. Misi tersebut akan dilanjutkan lagi pada Januari 2017 yang satu diantaranya dari PWNU Jateng. (KRjogja.com)
Editor : Eben E. Siadari
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...