Topan Haiyan: Tiga Tewas, Satu Hilang
MANILA, SATUHARAPAN.COM – Topan Haiyan menghantam Pulau Samar, lebih kurang 600 kilometer sebelah selatan Manila, ibu kota Filipina, Jumat (8/11) menjelang subuh. Embusan angin dahsyat yang mencapai 315 kilometer per jam itu menyapu wilayah tengah dan selatan negara kepulauan itu.
Ketua Palang Merah Filipina Gwendolyn Pang menceritakan kepada AFP Jumat siang embusan angin dahsyat itu menyebabkan pohon-pohon bertumbangan tercerabut dari akarnya, dan rumah-rumah yang dibuat dari material ringan luluh lantak.
Pemerintah Filipina, seperti dilaporkan New Strait Times, mengumumkan tiga orang tewas dan satu orang dinyatakan hilang setelah terjatuh dari tangga kapal di pelabuhan Cebu.
Pemerintah memperkirakan korban tewas akan bertambah, mengingat pihak yang berwenang belum berhasil mendapatkan hubungan dengan pihak berwenang di wilayah yang mengalami kerusakan paling parah. Topan Haiyan diprakirakan meninggalkan Filipina petang ini.
Dari Borongan, kota di Samar, Jessa Aljibe (19), mahasiswa sebuah universitas, kepada AFP, menggambarkan kekuatan dahsyat angin itu mampu menyapu perkebunan pisang rata tanah.
Hubungan telepon segera terputus ketika topan bergerak ke daratan.
Angin kencang dan hujan lebat diakui Pang menyulitkan pergerakan tim penyelamat.
Topan badai, yang kadang mematikan, bukan kejadian asing di Filipina. Rata-rata 20 topan atau badai besar melanda negara itu dalam setiap tahun.
Lebih kurang 2.000 orang di Filipina tewas dan dinyatakan hilang ketika Topan Bopha melanda negara itu pada 2012, di wilayah Mindanao.
Namun, kekuatan embusan angin Haiyan memang masuk dalam topan paling dahsyat di dunia yang pernah terekam, seperti dikatakan Jeff Masters, direktur meteorologi Weather Underground.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...