Topan Wipha Landa Jepang, Sedikitnya 17 Tewas
TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Topan Wipha bergerak menyisir garis pantai Pasifik Jepang, disertai hujan lebat, mengakibatkan longsor lumpur yang menewaskan sedikitnya 17 orang.
Topan Wipha yang berkecepatan 180 kilometer per jam itu menimbulkan kerusakan paling parah di Izu Oshima, pulau yang berjarak 120 kilometer dari Tokyo. Para pejabat mengatakan, sedikitnya 40 orang dinyatakan hilang setelah beberapa rumah hancur, tersapu longsor lumpur.
Menyitir media setempat, BBC News melaporkan tujuh orang tewas setelah topan kuat menyapu kawasan sebelah selatan ibu kota Jepang itu. Media publik NHK memerinci lima orang ditemukan tewas dan tertimbun reruntuhan rumah, dua orang lagi ditemukan tewas di dekat sebuah sungai.
Kantor berita Kyodo melaporkan Topan Wipha menyebabkan pembatalan sekitar 400 penerbangan domestic dan internasional, penundaan layanan kereta supercepat, dan penutupan sekolah-sekolah. Meski demikian, Tokyo, ibu kota jepang, sepertinya terhindar dari kerusakan besar. Pihak berwenang dilaporkan tengah mencari dua anak laki-laki yang hilang setelah bermain di pantai.
Topan Wipha juga bergerak mengarah ke pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang sedang dilanda masalah pada Rabu (16/10). Namun, para operator PLTN itu tidak melaporkan adanya tingkat radiasi yang abnormal pada saat topan mendekati wilayah tersebut.
“Ini topan paling kuat yang menerpa daerah Kanto (wilayah Tokyo),” Hiroyuki Uchida, Kepala Ramalan Cuaca, Badan Meteorologi Jepang, mengatakan kepada wartawan pada Selasa (15/10).
Selain angin kencang, curah hujan pada Rabu pagi memecahkan rekor, 122 mm dalam satu jam di Pulau Izu Oshima.
Beberapa bulan terakhir, topan melanda beberapa negara seperti Meksiko, India, dan China. Beberapa di antaranya merenggut korban jiwa. Pada akhir September lalu, 25 orang tewas akibat hantaman topan Usagi di Provinsi Guangdong di selatan China. (VOA, BBC News)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...