Tour Kamisan JSSP #3-2019
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Jogja Street Sclupture Project #3 (JSSP #3), kembali mengadakan tour kamisan edisi ketiga, pada tanggal 5 Desember 2019. Tour kamisan ketiga diikuti 40 peserta, menjelajahi karya di area Sleman yang berdekatan dengan Gunung Merapi dilanjutkan ke Pantai Gumuk Pasir. Tour kamisan merupakan program yang digagas oleh JSSP #3 untuk memfasilitasi masyarakat untuk berkunjung dan melihat langsung patung yang dibuat oleh seniman.
Di lokasi yang berada di Utara Kopi Kali Petung, Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman dipamerkan delapan karya dari Kelompok API Jakarta/Yogyakarta (Harry Susanto, Benny Ronald Tahelele), Lab Sejarah Kajian Teknologi dan Desain FAD UKDW (Linda Octavia, Jimmy Machael Tirtayasa, Tifan Adi Kuasa, Wilfridus Budjen), Kelompok Mata Air (Kusna Hardiyanto, Liflatul Muhtarom, Dedy Maryadi, Purwanto, Galuh Kusumaatmaja), dan Ronny Lampah dari Yogyakarta, Agoes Salim dari Tangerang Selatan, Agung ‘Tato’ Suryanto dari Surabaya, Kelompok Buted (Budi PM Tobing, Teddy Murdiyanto) dari Jakarta, Koko Sondaka dari Bandung.
“Kegiatan tour kamisan sangat menarik, ide patung-patungnya sangat unik, merespons alam dan yang sedang kita rasakan saat ini. Saya tertarik dengan patung dari kelompok API Jakarta/Yogyakarta (Harry Susanto, Benny Ronald Tahelele) yang berjudul Eling. Memadukan energi natural yang bersifat sakral dalam satu rangkaian posisi geografis Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Laut Selatan. Sehingga memunculkan satu respons manusiawi yang senantiasa bersikap sadar. Menarik dari segi artistik dan respons terhadap alamnya, apalagi ini dekat dengan lokasi gunung berapi,” tutur Galih peserta asal Tangerang Selatan.
Sehari sebelumnya, Rabu (4/12) mahasiswa jurusan advertising dari Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Yogyakarta mengunjungi patung-patung di area Nol Km Yogyakarta
“Saya membawa 15 mahasiswa, kunjungan ini dalam rangka proyek mata kuliah media dan budaya dengan materi terkait iklan yang harus responsif terhadap lingkungan sekitar. Selama ini kota rusak oleh sampah visual dari iklan-iklan billboard. Kami ingin mencoba memberikan solusi dan metode lain yang tetap persuasif dan aktraktif dengan seni instalasi. Karya patung JSSP #3 sangat berpotensi besar dalam iklan yang persuasif untuk branding suatu produk. Iklan yang dikemas dengan seni patung akan lebih humanis dan bisa berinteraksi dengan audiens, sehingga pesan akan tersampaikan,” ujar dosen jurusan Ilmu Komunikasi Stikom Karina Rima Melati.
Sebelumnya pada 28 November 2019, JSSP #3 mengadakan tour kamisan 2 dengan rute Titik Nol Km dan Pantai Gumuk Pasir yang diikuti 50 peserta. Tour kamisan merupakan program gratis yang memfasilitasi masyarakat untuk berkunjung dan mendengarkan penjelasan tentang patung-patung dari seniman dan kurator.
Siti Hawa asal Bangka Belitung menururkan kegiatan tour kamisan seru dan menarik. Ia berharap program JSSP bisa berjalan terus dan mengenalkan budaya kepada masyarakat. Nada serupa diungkapkan Ello asal Trenggalek.
“Asyik, di Nol Km saya suka yang patung Long Journey karya Suparman Baela. Sedangkan di Gumuk Pasir suka patung Tonggak Samudra karya Pring Project, karya tersebut cocok dipamerkan di Gumuk Pasir dan menyatu dengan sekitarnya,” imbuh Ello.
Editor : Sotyati
Indonesia Kirimkan Bantuan 2,7 Juta Dosis Vaksin Polio bOPV ...
YANGON, SATUHARAPAN.COM- Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan berupa 2,7 juta dosis vaksin Polio...