Tren Remaja AS: Berkurangnya Bullying, Merokok dan Minuman
ATLANTA, SATUHARAPAN.COM - Berdasarkan statistik terbaru menunjukkan jumlah remaja di Amerika Serikat yang merokok, bullying dan minum alkohol telah berkurang jumlahnya.
"Masa remaja adalah waktu yang inheren berisiko," kata Dr Stephanie Zaza, direktur Pusat Pengendalian Penyakit dari badan kesehatan AS (CDC/Centers for Disease Control and Prevention) divisi Pencegahan tentang kesehatan remaja dan sekolah.
"Kami melihat tren secara keseluruhan baik di semua bidang, " kata dia menambahkan.
Data terbaru dari Department Pusat Nasional Pendidikan AS, berdasarkan statistik menunjukkan, bullying di kalangan anak-anak usia 12 sampai 18 turun menjadi 22 persen pada tahun 2013. Angka ini lebih rendah 28-32 persen dari yang dilaporkan dalam semua tahun survei lainnya sejak tahun 2005.
Bahkan cyberbullying-penggunaan layanan elektronik untuk melecehkan seseorang- telah menurun. Hanya 6,9 persen dari siswa, dilaporkan melakukan cyberbullied pada 2013 dibandingkan dengan 9 persen pada tahun 2011.
Zaza menambahkan, pemuda LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender), sering menjadi sasaran bullying. Akan tetapi dengan meningkatnya penerimaan pernikahan sesama jenis, menyebabkan norma sosial mengenai seksualitas mungkin berubah juga.
Remaja yang merokok pun menjadi berkurang. CDC National Youth Risk Behavior Survey (YRBS), dalam survei terakhirnya menganalisis, perilaku berisiko terhadap kesehatan di kalangan siswa SMA, mengungkapkan tingkat merokok SMA telah turun menjadi 15,7 persen, level terendah sejak tercatat dalam survei yang dimulai pada tahun 1991. Ini berarti CDC telah berhasil menurunkan tingkat remaja merokok hingga di bawah 16 persen pada tahun 2020.
Zaza mengatakan, kombinasi dari inisiatif perubahan dalam kesehatan masyarakat, telah mengubah norma-norma sosial.
"Ketika Anda melihat tingginya pajak rokok, larangan merokok, kampanye dan terapi, Anda melihat tren menakjubkan penggunaan tembakau pada orang dewasa, dan anak muda yang menurun ,” kata Zaza.
"Dengan semua perubahan tersebut, sangat besar pengaruhnya bagi norma-norma sosial merokok."
Data dari CDC juga menunjukkan kecenderungan penurunan merokok pada mahasiswa, namun penggunaan e-rokok tiga kali lipat pada siswa sekolah menengah dan lanjutan atas.
Adapun jumlah siswa yang minum alkohol juga turun. Meskipun itu masih tinggi di 35 persen. Perkelahian antara siswa remaja pun berkurang, dan sebagian besar siswa yang aktif secara seksual, menggunakan kondom.
Tingkat kehamilan remaja secara nasional juga pada rekor rendah, dengan data terbaru dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) yang menunjukkan penurunan terus menerus selama 20 tahun terakhir, dengan penurunan 10 persen hanya antara tahun 2012 dan 2013. Tidak jelas apa yang menyebabkan penurunan, tapi tampaknya remaja kurang aktif secara seksual daripada remaja di masa lalu, dan remaja yang secara seksual aktif selalu menggunakan alat pengontrol kehamilan.
"Tidak ada keraguan KB dan pendidikan seks, adalah faktor yang paling penting dalam mengurangi kehamilan remaja yang tidak diinginkan," Cecile Richards, presiden Planned Parenthood mengatakan, dalam sebuah email. "Remaja semakin banyak yang menggunakan IUD dan implan, yang merupakan metode yang paling dapat diandalkan dalam membatasi kelahiran."
Tingkat kehamilan remaja Amerika adalah pada rekor rendah, tapi masih lebih tinggi daripada negara-negara berkembang.
Zaza mengatakan, dia khawatir tentang jumlah remaja yang menulis sms saat berkendaraan, karena sebanyak 41 persen remaja melakukannya. Hampir 18 persen remaja yang melaporkan menggunakan obat tanpa resep dokter.
"Saya khawatir tentang angka-angka ini," kata Zaza, menambahkan, namun masih ada waktu untuk memperbaikinya. (time.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...