Trump Hanya Pertahankan 294 Staf USAID dari 10.000 Staf di Seluruh Dunia
![](/uploads/pics/news_119691_1739170161.jpg)
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berencana untuk mempertahankan kurang dari 300 staf di Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dari total lebih dari 10.000 staf di seluruh dunia, empat sumber mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis (6/2).
Badan bantuan kemanusiaan utama Washington telah menjadi target program reorganisasi pemerintah yang dipelopori oleh pengusaha Elon Musk, sekutu dekat Trump, sejak presiden dari Partai Republik itu menjabat pada tanggal 20 Januari.
Empat sumber yang mengetahui rencana tersebut mengatakan hanya 294 staf di badan tersebut yang akan diizinkan untuk mempertahankan pekerjaan mereka, termasuk hanya 12 orang di biro Afrika dan delapan orang di biro Asia.
"Itu keterlaluan," kata J. Brian Atwood, yang menjabat sebagai kepala USAID selama lebih dari enam tahun, seraya menambahkan bahwa pemutusan hubungan kerja massal terhadap personel akan secara efektif membunuh sebuah badan yang telah membantu menyelamatkan puluhan juta orang di seluruh dunia dari kematian.
"Banyak orang tidak akan selamat," kata Atwood, yang sekarang menjadi peneliti senior di Institut Watson Universitas Brown.
Departemen Luar Negeri AS tidak menanggapi permintaan komentar.
Dengan Trump dan Musk, orang terkaya di dunia, melontarkan tuduhan palsu bahwa stafnya adalah penjahat, puluhan staf USAID telah diberhentikan, ratusan kontraktor internal telah diberhentikan dan program-program penyelamatan jiwa di seluruh dunia telah terkatung-katung.
Pemerintah mengumumkan pada hari Selasa ( 4/2) bahwa mereka akan memberlakukan cuti bagi semua karyawan USAID yang dipekerjakan langsung di seluruh dunia, dan memanggil kembali ribuan personel yang bekerja di luar negeri.
Menteri Luar Negeri, Marco Rubio, mengatakan bahwa pemerintah sedang mengidentifikasi dan menetapkan program-program yang akan dikecualikan dari perintah penghentian kerja yang menyeluruh, yang telah mengancam upaya-upaya di seluruh dunia untuk menghentikan penyebaran penyakit, mencegah kelaparan, dan mengurangi kemiskinan.
Mitra pelaksana USAID menghadapi masalah keuangan akibat perintah penghentian kerja dari Departemen Luar Negeri.
Perombakan ini akan mengubah hidup ribuan staf dan keluarga mereka.
Tujuan pemerintah adalah menggabungkan USAID dengan Departemen Luar Negeri yang dipimpin oleh Rubio, yang telah diangkat Trump sebagai administrator sementara USAID. Namun, tidak jelas apakah ia dapat menggabungkan lembaga-lembaga tersebut kecuali Kongres memberikan suara untuk melakukannya, karena USAID dibentuk dan didanai oleh undang-undang yang masih berlaku.
Menurut Congressional Research Service (CRS), USAID mempekerjakan lebih dari 10.000 orang di seluruh dunia, dua pertiganya berada di luar Amerika Serikat. USAID mengelola lebih dari US$40 miliar pada tahun fiskal 2023, tahun terakhir dengan data lengkap.
Sumber yang mengetahui kejadian di lembaga tersebut pada hari Kamis (6/2) mengatakan beberapa pekerja telah mulai menerima pemberitahuan pemutusan hubungan kerja.
Situs web USAID mengatakan bahwa mulai tengah malam pada hari Jumat, 7 Februari, "semua personel yang direkrut langsung oleh USAID akan ditempatkan pada cuti administratif di seluruh dunia, kecuali personel yang ditunjuk yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi penting, kepemimpinan inti, dan program-program yang ditunjuk secara khusus."
Dikatakan bahwa personel penting yang diharapkan untuk terus bekerja akan diberitahu pada hari Kamis pukul 15:00 sore EST. (20:00 GMT)
Badan tersebut memberikan bantuan kepada sekitar 130 negara pada tahun 2023, banyak di antaranya hancur oleh konflik dan sangat miskin. Penerima teratas adalah Ukraina, diikuti oleh Ethiopia, Yordania, Republik Demokratik Kongo, Somalia, Yaman, dan Afghanistan, menurut laporan CRS. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
![Intelijen Korea Selatan: DeepSeek Kumpulkan Data Pribadi Secara Berlebihan](/uploads/cache/309x206_news_13_1739196980.jpg)
Intelijen Korea Selatan: DeepSeek Kumpulkan Data Pribadi Sec...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Badan mata-mata Korea Selatan menuduh aplikasi AI (kecerdasan buatan) China, ...