Trump Lapor ke Kongres AS Atas Serangan Udara di Suriah
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memberi tahu Kongres tentang serangan rudal Amerika Serikat di Suriah, hari Sabtu (8/4), beberapa hari setelah pelaksanaannya, memperingatkan aksi lebih lanjut “jika diperlukan.”
Dalam sebuah surat yang dialamtkan kepada Kepala Parlemen Paul Ryan dan presiden sementara Senat Orrin Hatch, Trump merinci tentang serangan rudal di pangkalan militer Shayrat, yang diluncurkan sebagai aksi balasan atas dugaan serangan kimia.
Kapal perang AS di Mediterania menembakkan 59 rudal jelajah Tomahawk sekitar pukul 3.40 waktu Suriah (pada Kamis di Washington, atau 0040 GMT) ke pangkalan udara yang berada di dekat Homs di Suriah tengah.
Badan intelijen AS mengindikasi “bahwa pasukan militer Suriah yang beroperasi dari pangkalan udara itu mendalangi serangan senjata kimia terhadap warga sipil Suriah di Provinsi Idlib selatan, yang terjadi pada 4 April,” tulis Trump.
“Saya memerintahkan aksi ini dalam upaya melemahkan kemampuan militer Suriah untuk melancarkan serangan senjata kimia lebih lanjut dan untuk menghalangi rezim menggunakan atau mengembangkan senjata kimia, demi terciptanya stabilitas di kawasan dan mencegah memburuknya bencana kemanusiaan yang saat ini terjadi di kawasan itu.”
Korut Kecam Serangan AS
Sementara itu Korea Utara mengatakan bahwa serangan rudal Amerika Serikat terhadap Suriah merupakan “aksi agresi yang tidak bisa ditoleransi” yang “membuktikan jutaan kali” bahwa memperkuat program nuklir adalah pilihan benar, ungkap media pemerintah, hari Sabtu (8/4).
Komentar tersebut merupakan yang pertama dari Pyongyang sejak Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan terhadap pangkalan udara di negara itu pada Kamis, sebagai balasan atas dugaan serangan kimia.
“Serangan rudal AS terhadap Suriah adalah aksi agresi yang jelas dan tidak bisa ditoleransi terhadap negara berdaulat dan kami mengecam keras serangan itu,” ungkap kantor berita KCNA seperti dikutip dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara yang menolak disebutkan namanya.
“Kenyataan hari ini menunjukkan bahwa kami harus melawan kekuatan dengan kekuatan dan serangan itu jutaan kali membuktikan bahwa keputusan kami untuk memperkuat ketahanan nuklir kami adalah pilihan yang benar.”
Analis sebelumnya menyatakan bahwa serangan tersebut menyampaikan pesan jelas bagi Pyongyang bahwa AS tidak takut untuk mengambil opsi militer, dan telah ada spekulasi tentang bagaimana Korea Utara akan merespons serangan itu. (AFP)
Editor : Melki Pangaribuan
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...