Trump Larang Muslim ke AS, Novanto Fadli Masih Dukung Dia?
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bakal calon Presiden Amerika Serikat 2016 dari Partai Republik, Donald Trump, mengajukan desakan untuk melarang seluruh umat Muslim masuk ke Amerika Serikat. Usul itu diajukan untuk menyikapi serangan terorisme yang terjadi di Kota San Bernardino, California, Amerika Serikat, hari Sabtu (5/12).
Menurut The Guardian, pernyataan yang disampaikan Trump dalam pidato kampanyenya pada hari Senin (7/12) merupakan sikap yang harus diambil Amerika Serikat dalam menyikapi aksi terorisme di San Bernardino, California, pada hari Sabtu (5/12) lalu. Amerika Serikat tidak boleh kembali menjadi korban orang-orang menjijikkan yang hanya tahu soal jihad dan tidak tahu apa-apa soal menghargai kehidupan orang lain.
Menanggapi desakan Trump tersebut, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Maman Imanulhaq, mengatakan sikap yang ditunjukkan Donald Trump merupakan pelajaran bagi dua pemimpin DPR, Setya Novanto dan Fadli Zon, yang pernah menyatakan Indonesia mendukung Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat menggantikan Barack Obama.
Indonesia tidak boleh memberikan dukungan kepada sosok yang rasis dan anti-Islam. “Pelajaran besar bagi kita, jangan sampai lembaga mulia ini (DPR) dipakai Donald Trump untuk mempublikasikan dukungan dia. Padahal, itu hanya dukungan dari Novanto dan Fadli Zon saja,” kata Maman, saat dihubungi satuharapan.com, hari Selasa (8/12).
“Dari awal saya sudah bilang, Donald Trump itu rasis dan anti-Islam,” penghuni Komisi Agama DPR itu menambahkan.
Dia berpendapat, pemikiran Trump masih mengidentikan terorisme dengan agama Islam. Padahal, terorisme adalah musuh seluruh agama dan tidak ada agama yang mendukung aksi tidak terpuji itu.
Warga AS Malu
Lebih lanjut, Maman menceritakan, saat mengunjungi Amerika Serikat beberapa pekan silam, dia sempat menanya sejumlah masyarakat negeri Paman Sam itu. Menurut dia, kebanyakan warga Amerika Serikat berharap Trump tidak keluar sebagai calon presiden dari Partai Republik.
“Saat saya mengunjungi Amerika Serikat dua pekan lalu, warga di sana berharap yang nanti terpilih jadi Presiden Amerika Serikat itu dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, bukan Donald Trump,” kata Maman.
Menurut Maman, warga Amerika Serikat malu bila kelak dipimpin Donald Trump, sosok yang pernah menyebut imigran dari Meksiko sebagai pemerkosa dan kriminal. “Sebagai negara besar, Amerika Serikat itu tempat menampung para imigran, tapi ini justru Trump banyak menghina imigran.
“Amerika Serikat itu simbol keberagaman dan kemajemukan,” tutur Maman menambahkan.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...