Trump: Tak Ada Korban dari Serangan Iran
Sebelumnya TV pemerintah Iran Menyebut 80 orang terbunuh dalam serangan 22 roket ke pangkalan militer Irak di mana terdapat pasukan AS dan koalisi
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan pada hari Rabu (8/1) bahwa tidak ada orang Amerika atau Irak yang terbunuh dalam serangan Iran yang melontarkan lebih dari selusin rudal balistik terhadap pangkalan militer AS dan pasukan koalisi di Irak pada hari Rabu pagi.
“Tidak ada orang Amerika yang terluka dalam serangan semalam oleh rezim Iran. Semua prajurit kami aman dan hanya kerusakan minimal yang bertahan di pangkalan militer kami," kata Trump. Dia juga mengatakan bahwa pasukan AS "dipersiapkan untuk apa pun."
Dalam pernyataannya yang disiarkan secara luas oleh media, Trump mengatakan Iran tampaknya akan bangkit terhadap serangan yang terjadi setelah faksi pro-Teheran di Irak bersumpah untuk bergabung dengan pasukan untuk "menanggapi" serangan drone AS. Serangan itu menewaskan jenderal Iran, Qassem Soleimani, dan komandan tinggi Irak, Abu Mahdi al-Mohandis di Baghdad pekan lalu.
Tentang Pembunuhan Qassem Soleimani, Trump mengatakan hal itu di bawah arahannya dan bahwa militer AS "melenyapkan ahli terorisme top dunia." Dikatakan bahwa Soleimani merencanakan serangan baru terhadap sasaran Amerika sebelum kematiannya.
Trump mengatakan Soleimani "mengatur" serangan baru-baru ini terhadap personel AS di Irak yang menewaskan seorang kontraktor sipil AS. "Tangan Soleimani basah oleh darah orang Amerika dan Iran," kata Trump. Dia mengulangi pernyataannya bahwa Soleimani seharusnya sudah dieliminasi "jauh sebelumnya."
Sanksi Baru
Trump mengumumkan tambahan sanksi ekonomi baru terhadap Iran yang akan segera diberlakukan. "Sanksi kuat ini akan diberlakukan sampai Iran mengubah perilakunya," kata Trump. Dia menyebut perilaku memfitnah dengan merebut kapal di Teluk Arab, serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi, dan rezim Iran baru-baru ini menewaskan lebih dari 1.500 warganya dalam protes di seluruh Iran.
Trump mengecam perjanjian nuklir Iran tahun 2015 sebagai "sangat cacat" dan mengatakan Iran harus meninggalkan ambisi nuklirnya dan mengakhiri dukungannya untuk terorisme.
Trump juga menyerukan Inggris, Prancis, Rusia, Jerman, dan China untuk "melepaskan diri dari sisa-sisa kesepakatan dengan Iran."
Dia mengatakan akan meminta aliansi militer internasional NATO agar "lebih terlibat dalam proses Timur Tengah."
Editor : Sabar Subekti
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...