Trump Veto Resolusi Kongres Tentang Wewenang dalam Perang dengan Iran
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, hari Rabu (6/5) memveto resolusi kongres yang disebutnya "sangat menghina" yang berusaha membatasi kewenangannya dalam perang menghadapi Iran.
Dalam sebuah pernyataan, Trump mengatakan bahwa ia telah menggunakan hak vetonya, karena resolusi tersebut, sebuah teguran bipartisan yang jarang kepada presiden yang disetujui pada bulan Maret, didasarkan pada "kesalahpahaman tentang fakta dan hukum."
Langkah itu berasal dari ketakutan di antara kedua Partai Republik dan Demokrat bahwa Gedung Putih tersandung dalam perang dengan Republik Islam itu.
Dalam pernyataan itu, Trump mengatakan Kongres salah menafsirkan otoritas konstitusionalnya terbatas pada "pertahanan Amerika Serikat dan pasukannya terhadap serangan yang akan segera terjadi. Itu tidak benar," katanya.
“Kita hidup di dunia yang penuh ancaman yang terus berkembang, dan Konstitusi mengakui bahwa Presiden harus dapat mengantisipasi langkah musuh kita selanjutnya dan mengambil tindakan cepat dan tegas sebagai tanggapan. Itulah yang saya lakukan!" kata Trump.
Resolusi itu mengatakan Presiden AS tidak dapat melakukan tindakan militer dalam permusuhan terhadap Iran, atau bagian dari pemerintah atau militernya tanpa izin eksplisit dari Kongres.
Para pendukung mengatakan mereka ingin memastikan bahwa Kongres memiliki kekuatan unik untuk mendeklarasikan perang, sebagaimana diuraikan dalam Konstitusi AS.
Ketegangan dengan Iran
Trump telah mengatakan perlunya penarikan keterlibatan militer Amerika di luar negeri, tetapi telah meningkatkan hubungan bermusuhan dengan Iran.
Pemerintahannya telah menjatuhkan sanksi ekonomi yang melumpuhkan pada Teheran. Pada bulan Januari, Trump memerintahkan serangan pesawat tak berawak yang menewaskan jenderal paling kuat Iran, Qassem Soleimani, di bandar udara Baghdad, Irak.
Pembunuhan itu telah meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Soleimani secara luas dipandang sebagai arsitek kegiatan destabilisasi oleh Iran di seluruh dunia, tetapi Partai Demokrat dan banyak ahli mengutuk keputusan untuk membunuhnya sebagai tidak proporsional dan provokatif.
Teheran membalas dengan serangan terhadap pangkalan yang digunakan oleh militer AS di Irak tanpa menyebabkan kematian, meredakan kekhawatiran eskalasi dramatis.
Pemerintahan Trump mengklaim telah mengembalikan Iran ke dalam kotaknya. Tetapi peningkatan verbal baru-baru ini menyusul insiden antara kapal-kapal AS dan kapal cepat Iran di Teluk menunjukkan bahwa ketegangan tetap tinggi. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...