Tuhan, Kami Berlumuran Dosa
Teroris adalah teroris, mereka bukan bagian bangsa kita. Tidak masuk dalam ideologi NKRI.
SATUHARAPAN.COM – Minggu itu saya dikejutkan oleh berita tentang aksi teroris di Surabaya. Sedih, marah, kecewa, bercampur aduk jadi satu. ”Mengapa?” itu adalah pertanyaan dalam diri saya. Mengapa Tuhan biarkan anak-anak kecil yang tak berdosa itu jadi korban? Mengapa Tuhan biarkan ayah dengan dua anak itu meninggal dunia dalam menghadang teroris? Mengapa Tuhan biarkan mereka yang sedang berdoa, mencari Tuhan menjadi korban kekejian?
Teroris adalah teroris, mereka bukan bagian bangsa kita. Tidak masuk dalam ideologi NKRI. Iya… saya tahu, tetapi mengapa? Kata ”mengapa” dengan tanda tanya besar itu menggantung dalam pikiran saya.
Terluka? Iya. Merasa hidup tidak adil? Jelas. Merasa tidak aman? Pasti. Mengapa tidak boleh berkomunikasi dengan Sang Pencipta? Bukankah ini yang paling hakiki dalam hidup?
Pembicaraan saya dengan sopir taksi online yang mengantarkan saya di Kota Kembang hari itu pun tak jauh dari seputar aksi teroris. ”Kalau orang Kristen yang jadi korban... padahal ini jelas-jelas tidak manusiawi, ya… anak-anak kecil, mereka yang lagi berdoa, mana ada yang turun demo. Kalau orang Kristen salah ngomong sedikit saja, demonya banyak pisan, euy…” katanya. Saya cuma terdiam dan membuka-buka gadget saya, mendengar sang sopir menyerocos sambil menembus kemacetan jalan.
Kemudian saya membaca postingan seorang kawan yang datang melayat ke ibadah penghiburan dan pelepasan Komposer Michiel Karatem, demikian tulisannya,”… kagum saya pada beliau tersebabkan lagu Tuhan, Kami Berlumuran Dosa, bait ketiga lagu itu kurang lebih demikian…Tuhan, sudi ampuni mereka…Tuhan, Kau yang tahu perbuatannya…”.
Tiba-tiba setetes airmata menggantung di pelupuk mata, hati saya pun ikut melantunkan lagu yang dikarang alm. Michiel Karatem, yang pada hari itu juga, Minggu, 13 Mei 2018, hanya beberapa jam setelah bom-bom itu meledak di 3 gereja di Surabaya… dilakukan ibadah pelepasan jenazahnya di Kota Tangerang.
Tuhan, kami berlumuran dosa… Tuhan, sudilah ampuni kami.
Tuhan, harta kami musnah sudah… Tuhan, hati masih milik kami.
Tuhan, sudi ampuni mereka… Tuhan, kau yang tahu perbuatannya.
Tuhan, kami berlumuran dosa… Tuhan, sudilah ampuni kami.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Rubrik ini didukung oleh PT Petrafon (www.petrafon.com )
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...