Kami Tidak Takut
Heal the world, make it a better place for you and for me and the entire human race (Michael Jackson).
SATUHARAPAN.COM – Mendengar pemberitaan teror bom, di tiga gereja di Surabaya pada Minggu 13 Mei lalu, jujur saya panik. Saya langsung menghubungi sahabat saya yang tinggal di sana dan menanyakan kabarnya. ”I’m fine, Vina. Thank you for asking. Cuma patah hati aja. Lagi ga ada happy Sunday kali ini.” Saya tidak punya kata-kata yang tepat untuk melipurnya. Sahabat saya belum pergi bergereja hari itu, katanya semua gereja ditutup pascaledakan bom.
Tidak ada Happy Sunday akibat bom. Benar, saya pun tidak dapat menyangkalnya. Umat gereja di sana tetap saja harus merasakan duka dan kesedihan atas meninggalnya sanak saudaranya akibat bom. Teror juga membuat banyak orang menjadi takut. Bom betul-betul meledak, banyak orang terluka, puing-puing bekas bom dan garis kuning polisi itu tidak bohongan. Bagaimana tidak takut? Padahal menakut-nakuti masyarakat, itulah tujuan utama para pelaku teror. Makin takut para korbannya, makin senang para pelakunya.
Aksi teror menumbuhkan keprihatinan secara nasional. Semua label agama, ras, dan kesukuan luruh, semua menyandang satu nama: Warga Negara Indonesia. Selain mengecam aksi teror, orang-orang mendeklarasikan diri bahwa ”Kami tidak takut”.
Tetapi, bagi mereka yang menjadi korban langsung, ketakutan tidak bisa hilang begitu saja. Kalau cuma dibasmi dengan kalimat ”Kami tidak takut” mana bisa sembuh? Kalau hanya dilipur dengan frasa ”Jangan takut” mana mempan?
Ketakutan mesti dihadapi dengan ketegaran. "Pray for Surabaya, Pray for Indonesia." Hadapi dengan doa, dengan aksi nyata. Dukung pemulihan para korban tanpa perlu menyebarkan luka-luka mereka kepada sosial media. Bantu mereka agar pulih dengan tidak mengungkit-ungkit soal peristiwa pilu itu lagi. Yang terutama, ciptakan kehidupan damai dari tempat kita berdiri dan mulai hari ini. Bukankah kehidupan masih berlanjut?
Heal the world, make it a better place for you and for me and the entire human race.
Tetap percaya bahwa masih banyak Warga Negara Indonesia yang punya hati dan cinta damai yang berdiam di negeri ini. Bekal itu lebih dari cukup untuk tegas berkata, ”Kami tidak takut.”
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Rubrik ini didukung oleh PT Petrafon (www.petrafon.com )
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...