Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 07:22 WIB | Senin, 16 Mei 2016

Tujuh Caketum Tolak Voting Terbuka

Tujuh Caketum Golkar yakni Ade Komarudin, Priyo Budi Santoso, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsuddin, Syahrul Yasin Limpo, Mahyudin, Indra Bambang Utoyo menolak Voting Terbuka. (Foto: golkarbali.or.id)

BALI, SATUHARAPAN.COM – Suhu Munaslub Partai Golongan Karya kian memanas. Tujuh dari delapan Calon Ketua Umum menolak pemilihan ketum dilakukan dengan mekanisme voting terbuka.

Sikap penolakan itu mereka kuatkan dengan membuat surat pernyataan bersama. "Kami semua akan melawan. Kalau ada proses-proses tidak demokratis, saya bersama teman-teman caketum tidak akan mundur satu langkah pun," kata Melchias Markus Mekeng, jubir 7 caketum Golkar, dalam konferensi pers di arena Munaslub Golkar di Nusa Dua, Bali, hari Minggu (15/5).

Hadir dalam konferensi pers ini tujuh caketum Golkar yakni Ade Komarudin, Priyo Budi Santoso, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsuddin, Syahrul Yasin Limpo, Mahyudin, sementara Indra Bambang Utoyo masih dalam perjalanan.

Mekeng kemudian membacakan isi surat pernyataan yang diteken oleh tujuh caketum Golkar selain Setya Novanto sebagai berikut:

Pada hari ini Minggu tanggal 15 Mei 2016 bertempat di Bali kami yang bertanda tangan di bawah ini, Dr Ade Komarudin, Ir Airlangga Hartarto, Mahyudin, Drs Priyo Budi Santoso, Dr Aziz Syamsudin, Ir Indra Bambang Utoyo, Dr Syahrul Yasin Limpo.

Pertama, kata Mekeng Menolak proses pemilihan Ketum secara terbuka

Kedua lanjut Mekeng menyatakan sepakat bahwa proses pemilihan Ketum harus melalui voting tertutup sesuai AD/ART Partai Golkar dan Tatib Munaslub yang ada

“Demikian pernyataan bersama ini dibuat dengan sungguh-sungguh dan dilandasi keyakinan bersama untuk membangun Partai Golkar yang jaya kembali,” kata Mekeng seperti dikutip dari golkarbali.or.id.

Penolakan Voting Terbuka, Setnov Merasa Dirugikan

Sementara itu, Calon Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto merasa dirugikan oleh tujuh calon lainnya itu.

Tujuh calon ketua umum itu dianggap menggiring opini ‎bahwa Setya Novanto menginginkan pemilihan ketua umum dilakukan melalui mekanisme terbuka dalam forum Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Padahal, Setya Novanto tidak menginginkan mekanisme pemilihan terbuka tersebut.

 “Saya kira ini penggiringan opini yang merugikan kami,” kata Nurul Arifin selaku tim sukses calon Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto dalam konferensi persnya di Bali Nusa Dua Convention Center, hari Minggu.

Dia mengungkapkan, ketujuh calon tidak pernah mengajak Setya Novanto untuk komunikasi mengenai mekanisme pemilihan ketua umum. Padahal, kata dia, Setya Novanto siap mematuhi segala keputusan panitia Munaslub terkait mekanisme pemilihan ketua umum, baik melalui tertutup maupun terbuka.

Baginya, mekanisme pemilihan ketua umum secara terbuka maupun tertutup sesuai asas demokrasi. “Kita tidak pernah memilih salah satu,” kata dia.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home