Tujuh Lokalisasi Kabupaten Malang Ditutup Usai Lebaran
MALANG, SATUHARAPAN.COM - Sedikitnya tujuh lokalisasi yang berada di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, usai Lebaran 1435 Hijriah, atau paling lambat pada 28 November, bakal ditutup pemkab setempat.
Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Malang Abdul Malik, Sabtu(12/7), mengatakan, Pemkab Malang memberi tenggat waktu tujuh lokalisasi untuk ditutup maksimal pada 28 November 2014. Dengan tenggat waktu itu, usai Lebaran ketujuh lokalisasi tersebut, harus sudah tutup atau tepat pada saat Pemkab Malang merayakan HUT-nya ke-1.254.
"Penutupan tujuh lokalisasi tersebut, akan menjadi kado ulang tahun Kabupaten Malang," kata Abdul Malik.
Menurut dia, lokalisasi tersebut akan segera dialihfungsikan, agar tidak digunakan lagi setelah ditutup secara resmi. Contohnya, lokalisasi di Suko Kecamatan Sumberpucung, akan diubah menjadi sentra karaoke keluarga.
Sedangkan, lokalisasi Kebobang di Kecamatan Wonosari, akan dijadikan pusat industri rumah tangga, yang bergerak di sektor makanan olahan khas Gunung Kawi, yakni ubi jalar Gunung Kawi atau ubi jalar ungu. Sementara 5 lokalisasi lain juga akan dialihfungsikan.
Untuk alih fungsi lokalisasi lainnya, kata Malik, hanya tinggal menunggu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Koperasi dan UKM yang akan mencari bentuknya yang sesuai dikembangkan di kawasan tersebut.
Ketujuh lokalisasi yang bakal ditutup itu, di antaranya adalah Kebobang Wonosari, Kalikudu Pujon, Slorok Kecamatan Kromengan, Girun Kecamatan Gondanglegi, Embong miring di Kecamatan Ngantang, serta Sendangbiru Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
"Setelah ditutup, kami akan mengupayakan yang terbaik agar prostitusi tidak menjalar dan buka (pindah) di tempat lain," tegasnya.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Komunikasi Antarumat Beragama (FKUB) Kabupaten Malang, mendesak Bupati Malang Rendra Kresna, agar tidak ragu dan mempercepat penutupan lokalisasi, yang ada di daerah itu.
"FKUB akan berada di garis depan dalam penutupan lokalisasi tersebut, bahkan MUI juga mendukung program penutupan itu. Penutupan lokalisasi di wilayah Kabupaten Malang, sesuai dengan visi Kabupaten Malang sebagai kawasan beragama, oleh karena itu bupati jangan ragu untuk menutupnya," tegas Ketua FKUB Kabupaten Malang Mahmud Zubaidi. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...