Tunisia: Perempuan Kelompok Ekstremis Bunuh Diri Bersama Bayinya
TUNIS, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang Tunisia mengatakan bahwa seorang perempuan dari kelompok esktremis melakukan bunuh diri melakukan bersama bayinya, dalam menghadapi operasi kontra terorisme di zona pegunungan di provinsi pedalaman dekat perbatasan Aljazair.
Dua ekstremis lainnya tewas dalam operasi tersebut, menurut pernyataan Kementerian Dalam Negeri Tunisia pada Kamis (1/4) malam.
Dalam satu operasi, pasukan Tunisia melacak kelompok ekstremis di daerah Gunung Salloum di Provinsi Kasserine. Mereka membunuh seorang tersangka ekstremis, yang istrinya kemudian melakukan bunuh diri dengan mengaktifkan sabuk peledak, kata pernyataan itu.
Ledakan itu juga menewaskan bayinya yang ada di pelukannya, sementara seorang putrinya yang lebih tua juga di tempat kejadian, namun dia selamat, menurut kementerian itu.
"Pasukan kami membunuh seorang teroris, saat istrinya yang orang Asia meledakkan dirinya sendiri, membunuh juga bayinya di gunung Saloum," kata Kolonel Houssem Jbebli, seorang pejabat Garda Nasional.
Pihak berwenang mengatakan ini adalah pertama kalinya mereka melaporkan keberadaan seorang perempuan di antara ekstremis yang mengungsi di daerah tersebut.
Dalam operasi kedua, di daerah Gunung Mghila, pasukan keamanan membunuh Hamdi Dhouib, seorang pemimpin lokal pada kelompok Jund El Khilafah, cabang yang berafiliasi pada ISIS, yang juga tewas dalam penyergapan di pegunungan Mghila, kata pernyataan itu.
Brigade tersebut berjanji setia kepada kelompok ISIS, dan diyakini berada di balik beberapa serangan di Tunisia dalam beberapa tahun terakhir.
Enam tahun lalu, seorang militan ISIS menembak mati 39 orang asing di pantai di Sousse, memicu eksodus wisatawan dan merusak perekonomian Tunisia.
Sejak saat itu Tunisia bergerak lebih efektif dalam mencegah dan menanggapi serangan, tetapi sel-sel tidur kelompok ekstremis masih menjadi ancaman nyata, terutama dengan kembalinya para ekstremis dari Suriah, Irak, dan Libya.
Daerah pegunungan Mghila dan Saloum, dekat kota Kasserine yang miskin adalah rumah bagi kelompok militan yang telah diperangi tentara Tunisia selama bertahun-tahun. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...