Turki Akan KiIrim Pasukan Jika Ada Permintaan dari Azerbaijan
ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Turki mengatakan tidak akan ragu untuk mengirim tentara dan memberikan dukungan militer untuk Azerbaijan jika permintaan seperti itu dibuat oleh Baku, kata Wakil Presiden Turki, Fuat Okaty, hari Rabu (21/10).
Namun dia menambahkan bahwa sejauh ini belum ada permintaan seperti itu, menurut laporan Reuters.
Sebelumnya, perdana menteri Armenia mengatakan dia tidak melihat kemungkinan solusi diplomatik pada tahap ini dalam konflik Nagorno-Karabakh dengan Azerbaijan. Turki telah bersumpah untuk solidaritas penuh dengan Azerbaijan dan menuduh Yerevan menduduki tanah Azeri.
Berbicara dalam sebuah wawancara dengan penyiar CNN Turki, Oktay juga mengkritik kelompok Minsk OSCE, yang dibentuk untuk menengahi konflik dan dipimpin oleh Prancis, Rusia dan Amerika Serikat. Dia menuduh berusaha untuk menjaga masalah tidak terselesaikan dan mendukung Armenia, baik secara politik maupun militer.
Larangan Impor
Sementara itu, Armenia pada hari Rabu mengumumkan untuk memberlakukan larangan sementara atas impor barang akhir Turki mulai 31 Desember.
Kantor berita Armenia, Armenpress, mengutip kantor Wakil Perdana Menteri, Mher Grigoryan, yang mengatakan bahwa larangan barang-barang Turki terutama disebabkan oleh fakta bahwa Turki mendukung Azerbaijan dalam konflik Nagorno-Karabakh.
"Larangan impor produk asal Turki menghentikan aliran keuangan dari sumber-sumber Armenia ke kas negara Turki, dan pada saat yang sama mencegah infiltrasi potensi bahaya melalui impor barang akhir dari negara yang bermusuhan," kata kantor tersebut. Larangan itu akan mulai berlaku pada 31 Desember, kata laporan itu.
Sebuah babak baru konflik bersenjata antara Azerbaijan dan Armenia pecah pada 27 September di sepanjang garis kontak di wilayah Nagorno-Karabakh.
Armenia telah menuduh Turki terlibat dalam konflik tersebut, yang dibantah oleh Turki dan Azerbaijan.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...