Turki Akan Pulangkan 1 Juta Pengungsi Suriah
ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Turki akan memulangkan satu juta pengungsi perang Suriah ke wilayah Suriah utara di mana negara itu melakukan ofensif militer pada Oktober lalu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, hari Senin (9/12).
Kepada televisi Turki, Erdogan mengatakan bahwa Ankara akan membiayai pemukiman kembali itu, jika sekutu tidak memberikan dukungan.
Turki dan sekutu pemberontak Suriahnya melancarkan serangan terhadap milisi Kurdi YPG, yang disebut Ankara sebagai kelompok teroris. Setelah merebut daerah dalam wilayah Suriah yang panjangnya 120 kilometer dan lebar sekitar 30 kilometer dari kota Ras al Ain ke Tel Abyad, Turki menandatangani perjanjian terpisah dengan Amerika Serikat dan Rusia untuk menghentikan serangannya.
Bulan lalu, pemerintah otonom yang dipimpin Kurdi di Suriah utara menuduh Turki mengubah demografi Tal Thyad dan Ras al-Ain, dan menyerukan intervensi internasional untuk menghentikan rencana Turki untuk mengubah susunan penduduk.
Turki sebelumnya mengatakan bisa mengembalikan hingga dua juta pengungsi Suriah dalam "zona aman" sepanjang 444 kilometer (275 mil) di timur laut Suriah, dan berulang kali mendesak NATO untuk memberikan bantuan keuangan untuk rencana tersebut.
Turki saat ini menampung lebih dari 3,5 juta pengungsi dari perang di negara tetangga Suriah yang telah berlangsung lebih dari delapan tahun. Namun para pejabat Turki belum mengindikasikan kapan pemukiman kembali para pengungsi akan dimulai.
"Bangsa Turki dapat melakukan langkah teladan antara Ras al Ain dan Tel Abyad," kata Erdogan, sambil memegang peta wilayah dengan tanda di atasnya. "Menetapkan satu juta orang antara Tel Abyad dan Ras al Ain, itulah tujuan kami di zona aman, itulah rencana kami."
Pekan lalu, Erdogan bertemu dengan pemimpin Jerman, Prancis, dan Inggris di sela-sela KTT NATO di London untuk mengadakan pembicaraan mengenai perkembangan di Suriah dan rencananya tentang "zona aman".
Setelah pertemuan puncak itu, Erdogan mengatakan satu negara, yang tidak dia sebutkan, telah menjanjikan dukungan untuk rencana itu tetapi Jerman, Prancis, dan Inggris belum melakukannya. Dia sebelumnya mengatakan bahwa Qatar dapat mendukungnya.
Uni Eropa dan sekutu Turki di NATO telah menolak seruannya untuk bantuan keuangan dan mengutuk serangan Turki ke Suriah, yang mereka katakan akan menghambat perang melawan ISIS di Suriah.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...