Turki: Campur Tangan Rusia di Suriah Kesalahan Besar
ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM – Serangan udara Rusia di Suriah dinilai Turki sebagai “kesalahan besar” dan menyangkal pendapat Mesir bahwa serangan tersebut dapat membatasi penyebaran terorisme dan membantu memukul mundur pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Langkah-langkah Rusia mengambil alih dan melakukan serangan udara di Suriah tidak dapat diterima,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kepada wartawan di bandara Istanbul sebelum meninggalkan Turki untuk melakukan kunjungan ke Prancis pada hari Minggu (4/10).
“Sayangnya, Rusia membuat kesalahan besar,” kata dia. Terlepas dari hubungan baik antara Rusia dan Turki, dia mengingatkan bahwa tindakannya di Suriah adalah hal yang “mengkhawatirkan dan mengganggu,” kata Erdogan.
“Penyerangan itu akan membuat Rusia terisolasi,” kata dia.
Rusia meluncurkan serangan udara di Suriah pada hari Rabu (30/9) yang dinilai merupakan intervensi terbesar di Timur Tengah dalam beberapa dekade dan secara tidak langsung menandai eskalasi dramatis dalam perang saudara selama lebih dari empat tahun.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ia menyerang militan ISIS dan membantu Presiden Suriah Bashar Assad yang merupakan sekutu terdekat Rusia di wilayah itu. Tapi Amerika Serikat khawatir Rusia akan lebih banyak membantu Assad di mana menurut Washington, Assad harus melepas jabatannya.
Sementara itu, Turki menunjukkan sikap yang bertentangan dengan Assad. Turki bersikeras penggulingan Assad merupakan satu-satunya cara untuk mengatasi konflik.
Erdogan mengatakan: “Bukan hanya Rusia tapi Iran juga mendukung (Assad) yang melancarkan teror di Suriah.”
Kesalahan Besar
Assad pada hari Minggu (4/10) mengatakan keberhasilan militer Rusia untuk ikut ‘membantu’ negara yang dilanda perang itu sangat penting untuk seluruh wilayah Timur Tengah.
"Aliansi antara Rusia, Suriah, Irak dan Iran harus berhasil atau seluruh wilayah akan hancur," kata Assad dalam wawancara yang disiarkan oleh televisi pemerintah Iran.
"Kemungkinan keberhasilan koalisi ini besar dan tidak signifikan," tambahnya.
Tapi Perdana Menteri Inggris David Cameron pada hari Minggu (4/10) tidak setuju dan menggambarkan keputusan Putin untuk mengambil aksi militer di Suriah untuk mendukung Assad sebagai "kesalahan besar."
"Mereka mendukung Assad, yang merupakan kesalahan besar bagi mereka dan bagi dunia," kata Cameron kepada BBC pada hari pertama konferensi tahunan Partai Konservatif di kota Inggris utara Manchester.
"(Intervensi militer Rusia) akan membuat kawasan ini menjadi tidak stabil. Hal itu akan menyebabkan radikalisasi lebih berkembang dan terorisme meningkat. Saya akan mengatakan kepada mereka ‘ubah arahnya, bergabunglah dengan kami dalam menyerang ISIS'. "
Rusia mengatakan menargetkan garis keras militan Negara Islam, namun Cameron mempertanyakan posisi itu.
"Sebagian besar serangan udara Rusia, sejauh ini, digunakan bukan untuk mengendalikan ISIS tapi untuk mengendalikan lawan lain dari rezim Assad," kata dia.
Cameron tertarik Inggris dapat memulai serangan udara sendiri di Suriah dan bergabung dengan koalisi yang dipimpin oleh AS. Cameron menyatakan bahwa serangan udara Inggris hanya menargetkan pasukan ISIS di Irak. (arabnews.com)
Editor : Bayu Probo
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...